Dalam berbagai film Batman yang dirilis antara 1989 dan 1992, serta film "The Flash" (2023), pengkhianatan bukanlah tema sentral. Namun, beberapa elemen plot dapat dipandang sebagai bentuk pengkhianatan, baik dari Batman maupun karakter lain.
a. Batman (1989) dan Batman Returns (1992):
- Batman (1989): Dalam film yang disutradarai oleh Tim Burton, Michael Keaton berperan sebagai Batman. Tidak ada pengkhianatan besar oleh Batman, tetapi karakter Jack Napier (yang kemudian menjadi Joker) mengkhianati bosnya, Carl Grissom.
- Batman Returns (1992): Batman menghadapi pengkhianatan dari Catwoman (Selina Kyle) yang memiliki agenda sendiri meskipun ada momen kerja sama. Catwoman juga merasa dikhianati oleh Max Shreck, yang mencoba membunuhnya, memicu transformasinya menjadi antihero.
b. The Flash (2023): Dalam film ini, Michael Keaton kembali sebagai Batman dari universe Tim Burton. Film ini menampilkan banyak timeline dan versi karakter yang berbeda. Dalam konteks multiverse, tidak ada pengkhianatan besar oleh Batman, tetapi ada kompleksitas dalam hubungan antara karakter dari berbagai timeline.
Film-film ini menunjukkan berbagai bentuk pengkhianatan dan aliansi yang berubah-ubah, tetapi pengkhianatan langsung oleh Batman tidak menjadi fokus utama.
Pengkhianatan dalam kisah-kisah Batman tidak hanya menambah lapisan konflik dan drama, tetapi juga mengungkapkan kerentanan dan ketangguhan sang pahlawan. Melalui berbagai pengkhianatan dari orang-orang terdekat dan musuh yang tak terduga, Batman terus menghadapi ujian moral dan emosional yang menguji batas ketahanan dan prinsipnya.
Meskipun dikhianati, Batman tetap teguh dalam misinya untuk melindungi Gotham, menunjukkan bahwa bahkan dalam kegelapan terkelam sekalipun, ada harapan dan keadilan yang harus diperjuangkan. Film-film ini menegaskan bahwa meskipun dunia penuh dengan pengkhianatan, keberanian dan ketekunan Batman menjadi inspirasi bagi semua.(*)