INFORADAR.ID – Keistimewaan seni tradisional yang unik dari Desa Parigi, Kecamatan Saketi, Pandeglang. Kesenian Hatong menggunakan bahan utama berupa tanduk kerbau sebagai media utama.
Seni Hatong menjadi perhatian khusus karena keunikan bahan yang digunakan, yaitu tanduk kerbau. Kreativitas masyarakat Desa Parigi dalam mengolah tanduk kerbau menjadi karya seni menggambarkan kearifan lokal dan keindahan budaya tradisional yang perlu dilestarikan.
Kesenian Hatong ini tidak hanya memperindah lingkungan sekitar, tetapi juga menjadi warisan berharga yang turut memperkaya keanekaragaman budaya di Indonesia.
BACA JUGA:SMA Terbaik di SNBP dan SNBT 2024 di Kabupaten Pandeglang: Bisa Jadi Rekomendasi PPDB 2024 Nih
BACA JUGA:Universitas Swasta Termurah di Tangerang, Kualitas Tinggi, Biaya Terjangkau, Terakreditasi Pula
Keberadaan seni Hatong juga mencerminkan keuletan serta keberanian komunitas lokal dalam melestarikan tradisi nenek moyang.
Dengan memanfaatkan tanduk kerbau sebagai bahan utama, kesenian ini memberikan penghargaan kepada hewan yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat agraris.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya dan ekologi dapat harmonis beriringan dalam sebuah karya seni tradisional yang mendalam dan berwawasan lingkungan.
BACA JUGA:Rekomendasi Tempat Bimbel Terbaik di Pandeglang
BACA JUGA:Wisata Banten, Telaga Biru Cisoka, Spot Pre-Wedding yang Menakjubkan
Dilansir dari Instagram @kebudayaanbanten.official, kesenian hatong berawal dari aktifitas peladang yang menggunakan anjing sebagai media untuk berburu babi yang mengganggu lahan kebunnya.
Hatong dipakai sebagai bunyi untuk tanda agar anjing dapat mengejar babi buruannya. Hatong di Desa Parigi terbuat dari tanduk kerbau berukuran 30 cm – 50 cm.
Di daerah lain, hatong biasanya terbuat dari bambu dan memiliki fungsi yang sama yaitu untuk nganjingin atau berburu babi.
BACA JUGA:Wisata Pandeglang: Liburan Idul Adha di Tempat Renang yang Populer
BACA JUGA:Strategi Efektif untuk Memperoleh Beasiswa Kuliah Gratis