INFORADAR.ID - Belakangan atau bisa dibilang sudah lewat beberapa waktu yang lalu, begitu ramai masyarakat Indonesia membahas tentang kontestasi politik ter-akbar se-Tanah air, apalagi kalau bukan Pemilu untuk memilih presiden yang akan memimpin negeri ini periode mendatang.
Jika dijabarkan, mulai dari orang dewasa seperti bapak-bapak, ibu-ibu, tokoh masyarakat, mahasiswa, bahkan atmosfer semacam ini pun menyentuh hingga kalangan anak-anak.
Termasuk bagus karena dikala banyaknya isu masyarakat atau anak muda bangsa yang bersikap apatis terhadap dunia politik, atmosfer Pemilu tetap menjadi perbincangan hangat.
Pemilihan presiden kemarin melibatkan 3 (tiga) pasangan calon (paslon) presiden yakni, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 01, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming dengan nomor urut 02, serta Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dengan nomor urut 03.
Hawa kontestasi politik Pemilu sudah mulai tercium pada saat proses pengusungan calon wakil presiden dari masing-masing paslon, yang mana terjadi semacam kesepakatan antar masing-masing koalisi.
Proses kontestasi terus berlanjut hingga kemudian mencapai pada tahap kampanye dan masa tenang yang lantas ditutup dengan proses pemungutan suara oleh seluruh rakyat Indonesia yang sudah memenuhi persyaratan.
Setelah melalui berbagai tahapan beranjak dari proses pemungutan suara berupa quick count dan selanjutnya proses pengumuman resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengenai calon presiden dan calon wakil presiden dengan perolehan suara terbanyak.
Berangkat dari sana yaitunya pengumuman oleh KPU terkait calon presiden dan calon wakil presiden dengan perolehan suara terbanyak.
Lantas terjadilah sengketa yang menuding paslon dengan nomor urut 02 yaitu Prabowo-Gibran diduga melakukan kecurangan pada saat proses pemungutan suara berlangsung.
Pada akhirnya, Prabowo-Gibran tetap sah sebagai calon presiden dan calon wakil presiden terpilih dengan perolehan suara terbanyak walaupun harus melewati drama musiman, yaitu sidang sengketa Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).
Pokok persoalan yang akan dibahas disini adalah bagaimana strategi dari calon presiden dan wakil presiden terpilih dalam mencapai tujuan mereka menuju RI 1 dan RI 2.
Saya rasa kita semua tau bahwa paslon 01 membawa citra intelektual mereka, paslon 03 dengan citra merakyat mereka, dan paslon dengan suara terbanyak yaitu 02 dengan citra gemoy mereka.
Ketiganya paham betul bahwa demokrasi adalah sistem perolehan suara terbanyak, siapa yang mampu meraup hati rakyat maka mereka lah yang akan keluar sebagai pemenang.
Mengetahui bahwa mayoritas pemilih yang akan berpartisipasi dalam pemungutan suara adalah generasi Z dengan kata lain anak muda yang notabene berkutat di sosial media, ketiganya ramai-ramai mencari awareness pemilih di jagat maya tersebut.
Paslon 01 menguasai sosial media X (dulunya twitter), paslon 02 menguasai sosial media TikTok, paslon 03 dengan penguasaan yang kurang optimal dikedua sosial media tersebut.