INFORADAR.ID – Kala ini cuaca ekstrim melanda berbagai daerah, seerti halnya yang terjadi di daerah Provinsi Banten yang kian memburuk, sehingga Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta agar para nelayan bisa lebih wasapada.
Hal ini sebagaimana permintaan yang disampaikan oleh BMKG stasiun meteorologi maritim kelas 1 Serang yang memprediksikan kekhawatiran akan terjadi kondisi gelombang tinggi sebagaimana yang terjadi akhir-akhir ini.
Dilansi dari RADARBANTEN.CO.ID pada Minggu (17/03/24) bahwa kondisi cuaca yang cukup ekstrem , seperti hujan deras, angin kencang dan gelombang tinggi ini diakibatkan lantaran memasuki pancaroba atau peralihan musim penghujan ke musim panas.
Tatang Rusmana, Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG stasiun meteorologi maritim kelas 1 Serang mengatakan bahwa saat ini masih terjadi potensi gelombang tinggi di perairan yang ada di Banten, baik di Selat Sunda maupun di perairan selatan Banten.
"Gelombang masih berpotensi untuk rendah hingga sedang jadi harus diwaspadai untuk pengguna perairan. Umumnya di wilayah selat sunda dan banten bagian selatan perlu diwaspadai," ungkapnya.
BACA JUGA:Pedagang Kolang-kaling di Pasar Rangkasbitung Diserbu Pembeli
DIrinya juga mengatakan adanya ketinggian gelombang bisa mencapai hingga 2,5 meter yang tentunya harus diwaspadai, terutama bagi para pengguna kapal kecil seperti nelayan.
Tatang menghimbau akan adanya gelombang tinggi dengan kondisi angin kencang yang terjadi tentunya dapat mengancam keselamatan dari para nelayan.
"Tetap waspada terkait dengan kondisi gelombang dengan ketinggian kategorinya rendah hingga sedang karena kategori itu masing-masing kapal lah menyesuaikan. Kondisi saat ini tidak terlalu baik untuk nelayan," tegasnya.
Tatang juga meminta kepada penyedia jasa penyebrangan untuk waspada juga mengenai potensi gelombang tinggi yang terjadi.
"Tetap harus dimonitoring kondisi gelombang yang cukup signifikan, kita berikan peringatan dini secara berkala ke pihak pengelola pelabuhan," jelasnya.
Dirinya mengungkapkan, dinamika kondisi cuaca esktrem yang terjadi beberapa hari terakhir diakibatkan lantaran akan memasuki musim pancaroba.
"Ini kan musim peralihan. Secara umum musim peralihan emang biasanya ada dinamika seperti itu, seperti curah hujan tinggi, angin kencang, hingga gelombang tinggi," ucapnya.
Tatang juga memperkirakan dengan adanya kondisi tersebut akan terjadi terus hingga memasuki musim kemarau.
"Diperkirakan normalnya nanti saat musim kemarau, peralihan ini mudah-mudahan ya di bulan April menjelang Idul Fitri kita kondisi cuaca sudah lebih baik," pungkasnya. (*)