INFORADAR.ID - Akan kehilangan Mbappe akhir musim nanti, PSG fokuskan perhatian mereka kepada seorang pemain berbakat Barcelona dalam diri Lamine Yamal.
Pemuda Barcelona, Lamine Yamal, dibutuhkan saat PSG bergulat dengan kekosongan yang diciptakan oleh kepergian Mbappe, presiden klub Nasser Al-Khelaifi bersedia berinvestasi besar-besaran untuk mendapatkan penerus yang dapat merevitalisasi harapan dan ambisi para pendukung Paris.
Pembelian Lamine Yamal oleh klub merupakan simbol dari niat tersebut, dengan tawaran mengejutkan senilai €200 juta untuk pemain berusia 16 tahun yang sensasional milik Barcelona.
Angka ini tidak hanya menjadi bukti dari bakat Yamal, tetapi juga merupakan tanda komitmen PSG untuk melakukan transfer, yang kedua setelah rekor penawaran Barcelona sebesar 222 juta Euro untuk Neymar.
BACA JUGA:Erling Haaland Lebih Baik dari Mbappe, Ronaldo dan Messi Soal Liga Champions
Barcelona menyadari ketertarikan PSG, namun mereka menghadapi tugas yang sulit untuk menyeimbangkan antara pragmatisme finansial dengan ambisi olahraga.
Kontak antara Jorge Mendes dan Presiden Barcelona Joan Laporta mengungkapkan keseriusan tawaran PSG.
Situasi keuangan Barcelona yang sulit diperparah dengan kenaikan gaji dan kebutuhan untuk restrukturisasi keuangan, tetapi klub tetap berkomitmen pada pemain muda dan harapan untuk masa depan.
Kebangkitan Yamal di Barcelona, yang dilambangkan dengan gol spektakulernya ke gawang Mallorca, dan kemunculannya sebagai pemain reguler di tim utama, merupakan bukti kepercayaan klub terhadap akademi La Masia dan kemampuannya untuk menghasilkan talenta-talenta kelas dunia mulai dari Messi dan seterusnya.
BACA JUGA:Nama Lionel Messi Seorang Nenek Yahudi Argentina dari Hamas
Para pemain muda seperti Araujo, Gavi, Pedri dan Yamal tidak hanya menjadi pemain yang bersinar, tetapi juga telah meletakkan dasar-dasar bagi Barcelona untuk membangun kembali dan merestrukturisasi identitas sepakbolanya.
Penolakan tawaran PSG untuk Yamal, meskipun mereka memiliki dukungan finansial yang menarik, menunjukkan visi strategis yang lebih luas.
Keengganan Barcelona untuk melepaskan 'permata di mahkotanya' menunjukkan bahwa mereka memprioritaskan kesuksesan olahraga jangka panjang di atas keuntungan finansial jangka pendek.
Pengenalan klausul pelepasan 1 miliar euro untuk Yamal adalah pernyataan yang jelas tentang niat untuk mengamankan masa depan klub dan belajar dari pengalaman masa lalu, terutama kepergian Neymar.
Strategi pasar PSG yang agresif dan sikap tegas Barcelona terhadap Yamal adalah contoh sempurna dari dinamika transfer sepakbola modern.