Dicekam rasa takut dan cemas, Nyono segera pergi menemui dukun. Dia bertanya mengapa ada tumbal di Pesugihan.
Dukun tersebut menjawab bahwa Nyono telah setuju untuk berkorban dalam pertemuan tersebut.
Khawatir tentang siapa yang akan dikorbankan selanjutnya, Nyono memutuskan untuk menceritakan semuanya kepada Wati. Keduanya kemudian pergi ke Kyai, Jawa Timur untuk membatalkan perjanjian mereka.
Perjanjian tersebut dibatalkan, namun saat Nyono kembali ke rumah, rumahnya telah terbakar dan bisnisnya bangkrut.
Bahkan dalam proses pencabutan pesugihan ini, mereka harus hidup hemat. Nyono dan Wati kemudian bertobat dan memulai usahanya dari nol.
Penting untuk diingat bahwa kisah pesugihan kandang bubrah merupakan mitos dan kepercayaan yang berkembang di masyarakat. Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut.
Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai manusia yang rasional untuk tetap kritis dan tidak mudah terjebak dalam cerita-cerita semacam ini.
Lebih baik mencari cara-cara yang legal, etis dan berkelanjutan untuk mencapai kekayaan dan kesuksesan.(*)
BACA JUGA:Cerita Rakyat Cinta Nyi Roro Kidul dan Jaka Tarub Ada di Pantai Parangtritis