INFORADAR.ID- Kue keranjang merupakan bagian tak terpisahkan dari perayaan Tahun Baru Imlek.
Makna kue keranjang dalam budaya Tionghoa sangat erat kaitannya dengan keberuntungan, dan kue keranjang biasanya digunakan sebagai persembahan dalam upacara sembahyang Tahun Baru Imlek.
Sebagai persembahan, kue keranjang hanya bisa dimakan sebelum perayaan Cap Go Meh. Kue ini juga sering dibagikan kepada kerabat dan tetangga pada hari perayaan.
Kue dengan tekstur lengket yang mirip dengan selai juga dikenal sebagai Dodol Cina atau Dodoh Tionghoa.
Ada banyak jenis kueh keranjang, namun semuanya dibuat dengan ketan, kueh keranjang memiliki makna filosofis yang berhubungan dengan keberuntungan.
Selain itu, kue ini sarat dengan cerita dan legenda sejarah Tionghoa. Kue keranjang memang dikaitkan dengan beberapa legenda.
BACA JUGA:Serunya Tradisi Yu Sheng Salad Tos Kemakmuran Dalam Perayaan Imlek
Di Indonesia, Nian Gao disebut sebagai kue keranjan karena kue ini dibentuk dalam wadah berbentuk keranjang.
Kue keranjang memiliki tekstur yang lengket, berwarna coklat kemerahan dan rasa yang manis.
Setiap Imlek, keluarga Tionghoa membeli kueh keranjang dalam jumlah banyak. Banyak yang diberikan kepada teman, kerabat, dan tetangga dari semua lapisan masyarakat. Memberikan kue keranjang berarti memanjakan orang yang dicintai.
Nama Tionghoa untuk kue keranjang adalah Nian Gao (年糕). Nian berarti "tahun" (年) dan gao berarti "kue" (糕). Gao juga diucapkan sebagai (/gao/) 高, yang berarti "tinggi".
Dengan kata lain, pengucapan Nian Gao terdengar seperti "tahun yang tinggi" 年高).
Nian Gao adalah homonim dari "tahun yang tinggi", yang berarti bahwa tahun depan akan membawa kehidupan yang lebih baik dan keberuntungan.
BACA JUGA:15 Makanan Khas Imlek yang Mendatangkan Keharmonisan Keluarga
Bagi orang tua, kue keranjang melambangkan harapan untuk panjang umur. Bagi anak muda, kue keranjang melambangkan harapan untuk promosi dan peningkatan pendapatan. ue Keranjang mengungkapkan keinginan untuk tumbuh dewasa dengan baik.