Kebon Seni Haji Ilen selain destinasi wisata berbasis edukasi juga menyuguhkan kepada para pengunjung atau wisatawan pada memori suasana masa lalu bagaimana pertunjukan kesenian Nganjor dan seperti apa kesenian Ngadu Bedug. Dimana jenis kesenian ini bisa dilihat dan disaksikan hanya pada bulan suci Ramadan saja.
"Selain dari itu aktivasi kesenian yang disuguhkan oleh kami yaitu bagaimana para penonton melihat dan ikut serta pada proses pembuatan bedug. Membuat aneka kerajinan dari bedug miniatur atau gantungan kunci bedug untuk di bawa pulang sebagai oleh-oleh," katanya.
Kemudian, nanti akan diceritakan kisah lahirnya kesenian rampak bedug. Penonton akan diajak bagaimana cara cepat menabuh pola tabuh atau lagu-lagu bedug secara masal.
"Mengajak wisatawan ikut belajar pola gerak rampak bedug, nonton film dokumenter perjalanan kesenian rampak bedug. Lalu erbagai diskusi mingguan akan di gelar terbuka untuk umum sebagai nutrisi selaput otak membawa wawasan sadar kepariwisataan dan kebudayaan dan lain-lain," katanya.
Lurah Juhut Muhammad Syahrul menyambut baik gagasan dan konsep anak-anak Juhut yang penuh dengan talenta.
"Dimana juhut bisa dikatakan sebagai kampung budaya, kita bisa menjumpai banyak kesenian-kesenian Buhun tumbuh dan berkembang di juhut. Selain bedug atau Rampak Bedug di juhut juga ada kesenian Al-Madad, terbang Ngarak, Terbang Kokoprok, kesenian Beluk, kesenian Hatong, kesenian Toleat, kesenian Gendreh Lisung bahkan talenta secara digital seperti pembuatan film dan lain sebagai nya," katanya.
Di Kelurahan Juhut pun memiliki naskah kuno yaitu kitab dengan huruf arab Pegon masih tersimpan baik di masyarakat. Belum lagi adat istiadat berbagai upacara ruatan seperti ruat Cai Kahuripan, ruat Gunung Karang, perayaan Muludan, Saparan bahkan tradisi lisan pun ada di Juhut.
"Harapan saya adalah bagaimana masyarakat juhut ini berkembang secara ekonomi dan maju untuk keberlangsungan hidup. Saya akan selalu mendorong dan membina masyarakat dari berbagai sektoral, saya ucapkan banyak terimakasih kepada Bank Indonesia Cabang Banten yang sudah membangun softcash kopi atau disebut IMAH KOPI gunung karang, Kebon Seni Haji Ilen serta gapura titik nol kopi Banten," katanya.
Semoga kedepan selalu bersinergi dan berkolaborasi dalam pembangunan di Juhut.
"Tentunya kami berharap kolaborasi ini terus berkelanjutan baik antara Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pandeglang, Dinas Pariwisata Provinsi Banten, Dinas Pertanian Provinsi Banten. Dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten bahkan sampai kementrian, kita dorong program - program pertumbuhan ekonomi kerakyatan di Juhut. Kami juga ucapkan terimakasih kepada PLN Peduli yang sudah membantu masyarakat kami," katanya. (*)