INFORADAR.ID - Pernahkah Anda merasa tidak nyaman karena ada orang asing yang berteriak kepada Anda atau memanggil Anda dengan sebutan yang tidak pantas? Perilaku orang asing ini dikenal sebagai catcalling dan merupakan fenomena berbahaya yang dialami oleh banyak orang, terutama wanita.
Catcalling dapat berujung pada kekerasan fisik dan pelecehan seksual, terutama jika Anda mencoba untuk menghadapi atau mengabaikannya.
Menurut Talking Mental Health, catcalling adalah bentuk pelecehan di jalan yang sering kali berbentuk komentar seksual yang tidak diinginkan, gerakan provokatif, dan klakson mobil.
Tindakan ini sering diabaikan, dianggap sepele, dan dianggap biasa, namun menyebabkan korban (kebanyakan wanita) merasa sangat tidak nyaman dan tertekan.
Biasanya, objek pelecehan adalah penampilan wanita. Ketika hal ini terjadi, pelaku sering kali berusaha untuk meremehkan dan mempermalukan wanita tersebut.
Menekankan tubuh, seolah-olah itu hanya objek estetika atau kualitas seksual, adalah mempermalukan orang tersebut. Dengan melakukan hal tersebut, harga diri pelaku meningkat.
Awalnya, pelaku menganggap hal itu sebagai lelucon untuk menarik perhatian korban. Pada kenyataannya, banyak dari mereka yang tidak menyadari efek traumatis yang ditimbulkan dari tindakan ini terhadap korban.
BACA JUGA:Minimalisasi Kasus Pelecehan, Menag Minta Guru Transfer Keteladanan Terhadap Siswa
Berikut ini adalah contoh-contoh catcalling.
Ada dua jenis isyarat
- Verbal: pelaku bersiul atau mengomentari penampilan korban.
- Catcall non-verbal: catcall non-verbal: pelaku mengkritik penampilan korban dengan menggunakan gerak tubuh.
Contoh catcalling meliputi:
- Orang asing menyapa orang lain di trotoar atau jalan, mengatakan bahwa mereka harus lebih banyak tersenyum.
- Orang asing dengan lantang menanyakan usia Anda dan berharap Anda berusia di atas 18 tahun.