INFORADAR.ID - Malang dikenal dengan segala keindahannya untuk berwisata. Namun Kamu perlu ketahui bahwa Malang juga terkenal dengan wisata religinya.
Bahkan terdapat salah satu wisata religi yang berada di Kabupaten Malang, Jawa Timur tersebut sangat di gandrungi para penziarah. Sebab katanya dipercaya bisa membuat orang kaya raya usai dari tempat tersebut.
Penasaran, yuk kita bahas satu persatu wisata religi yang berada di Malang, dan berikut adalah tempat dan harga tiket masuknya
1. Desa peniwen
Tempat ini terletak di lokasi wisata yang ada di Desa Peniwen. Mayoritas masyarakat di desa tersebut memeluk agama Nasrani, sebuah agama minoritas di Indonesia.
Dimana, Kamu bisa melihat banyak gereja sebagai tempat beribadah kaum Nasrani di desa tersebut.
Disarankan untuk datang ke Desa Peniwen tersebut saat pergantian tahun baru nanti. Pasalnya ada satu momen yang mana Gereja Peniwen akan membunyikan lonceng sesuai dengan jumlah tahun baru.
Satu lagi tempat yang bisa Kamu lihat di Desa Peniwen adalah monumen Peniwen Affair. Dibangunnya monumen tersebut sebagai pengingat perjuangan masyarakat Indonesia. Palang Merah Indonesia memiliki jasa yang sangat besar saat kemerdekaan Indonesia dan digambarkan dalam monumen itu.
Jadi, di situ terlihat nuansa perjuangan dan keagamaan ketika mendatangi Desa Peniwen. Sehingga wajar saja bukan hanya umat Nasrani yang tertarik ke Peniwen melainkan para pecinta sejarah.
Lokasi tepatnya ada di Desa Peniwen, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang.
Jam operasional buka setiap hari di desanya, namun untuk ke wilayah sakral seperti Gereja Peniwen hanya dibuka saat waktu ibadah. Tidak ada biaya untuk tiket masuk ke Desa Peniwen.
BACA JUGA:Kampung Warna Warni Jodipan, Wisata Murah - Meriah di Kota Malang
2. Masjid Tiban Turen
Bukan sekedar terkenal sebagai wisata religi Malang untuk masyarakat muslim, namun Masjid Tiban Turen punya cerita mistis. Nuansa biru putih menjadi ciri khas dari Masjid Tiban yang berada di lokasi seluas empat hektar tersebut.
Konon katanya, pembangunan Masjid Tiban Turen, 250 orang santri terlibat dalam pembangunannya. Kontribusi warga setempat juga ada sehingga masjid bisa dibangun lebih cepat dari perkiraan.