Apakah Maulid Nabi Muhammad SAW Itu Bid'ah? Begini Logika Sederhananya

Senin 25-09-2023,23:00 WIB
Reporter : Fauzi Rahmat Pamula
Editor : Haidaroh

INFORADAR.ID - Esensi memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW seperti yang kita saksikan dan rayakan secara luas adalah rasa syukur atas lahirnya manusia yang sempurna. Siapa yang tidak senang dengan kelahirannya?

Nabi saw. sendiri berpuasa setiap hari senin, hari kelahirannya. Hal Ini merupakan wujud rasa syukur yang luar biasa karena dilahirkan ke dunia ini dengan segala kesempurnaan dan manfaatnya bagi seluruh alam semesta. 

Peringatan Maulid didorong oleh rasa syukur sehingga jelas tidak menjadi persoaalan bagi yang melaksanakannya. Sebaliknya, hal itu menjadi masalah besar bagi orang yang membid'ahkan bahkan melarang mauild.

Argumen paling sederhana untuk membantah tuduhan mereka adalah dengan menggunakan perspektif kisah Tsuwaibah. Dia adalah seorang budak yang dibebaskan oleh Abu Lahab karena mengumumkan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Abu Lahab sangat gembira ketika mendengar kabar kelahiran keponakannya. Hampir tidak ada yang melebihi kegembiraannya saat itu.

Dalam salah satu riwayat disebutkan bahwa hal ini membuat siksa Abu Lahab di sisi Allah menjadi lebih ringan setiap hari Senin, hari lahir atau hari jadi Nabi Muhammad SAW.

BACA JUGA:Esensi Bulan Maulid Nabi Muhammad SAW Bagi Ummat Islam Indonesia

Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa an-Nihayah juz II, hal. 273 menjelaskan bahwa;

لمّا بشرته ثويبة بميلاد ابن أخيه محمد بن عبد الله أعتقها من ساعته فجوزي بذلك لذلك

Ketika Tsuwaibah memberi kabar gembira kepada Abu Thalib tentang kelahiran anak saudaranya, Muhammad bin Abdillah, ia pun langsung memerdekakan budak perempuannya itu seketika juga. Karena hal ini, Allah meringankan siksanya.

Kisah Tsuwaibah ini menjadi dasar yang kuat untuk melegitimasi perayaan Maulid Nabi. 

Logika sederhananya, Abu Lahab sendiri –yang disebut celaka dalam Surat al-Lahab– juga mendapat keringanan dari Allah karena memerdekakan Tsuwaibah sebagai salah satu cara mengungkapkan kegembiraan menyambut kelahiran anak saudaranya, Muhammad bin Abdillah. 

Lalu bagaimana dengan mereka yang selalu mengucapkan shalawat disetiap setelah sholat dan pada hari lahirnya tanpa mengenal waktu dan tempat, apalagi di bulan Rabiul Awal ini?

Berdasarkan keterangan diatas merayakan maulid Nabi merupakan suatu tradisi yang sangat baik. Bahkan merayakan maulid bisa menjadi keharusan bila hal itu menjadi media dakwah yang efektif dalam mengimbangi kegiatan-kegiatan yang dirasa merusak moral anak bangsa.(*)

BACA JUGA:Kisah Nabi Muhammad SAW Dibalik Peringatan Isra Miraj

Kategori :