INFORADAR.ID - DAMPAK kekeringan yang terjadi di Kabupaten Serang semakin meluas. Tercatat, berdasarkan data per tanggal 11 September 2023, ada sebanyak 35 desa di 9 kecamatan sudah mengajukan permohonan air bersih ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang.
Sembilan kecamatan tersebut yakni Kecamatan Tanara, Ciomas, Pontang, Tirtayasa, Petir, Cikande, Carenang Tunjungteja dan Kibin.
Dari ke sembilan Kecamatan tersebut Desa yang paling banyak mengalami kekeringan berada di Kecamatan Ciomas yakni enam desa, lalu Petir lima desa, Carenang tiga desa, Tanara Pontang Tirtayasa Cikande dua desa dan terakhir Kibin dan Tunjungteja satu desa.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Serang meminta masyarakat untuk senantiasa menghemat penggunaan air bersih. Bahkan apabila terjadi hujan masyarakat diminta untuk menampung air hujan tersebut untuk pemenuhan stok air.
Hal itu dikarenakan masih sangat minimnya potensi hujan di wilayah Banten, khususnya Kabupaten Serang lantaran dampak El Nino.
Kepala BMKG Kelas I Serang Anton mengatakan, saat ini wilayah Banten masih terdampak El Nino tingkat moderat sehingga membuat hujan sangat minim terjadi. "Bahkan dalam prediksi sangat minim sekali sampai 0 milimeter dan masih akan terus berlanjut sampai akhir Oktober," katanya, Senin 11 September 2023.
Menurutnya, ada kemungkinan terburuk yang terjadi yakni hujan tidak akan terjadi sampai dengan akhir tahun 2023. "Kemungkinan terburuk untuk November dan Desember berdasarkan prediksi BMKG masih dikatakan musim kemarau," jelasnya.
Ia mengatakan upaya untuk menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) agar terjadi hujan buatan pun sangat sulit lantaran minimnya kadar uap air yang berapa di sekitar Banten.
"Adapun hujan karena ada TMC atau hujan buatan dan itupun sangat minim hasilnya karena memang untuk membuat hujan buatan itu butuh uap air yang cukup banyak, sedangkan uap air yang ada di sekitar Banten sangat sedikit sekali sehingga hasilnya kurang maksimal," jelasnya.
Untuk itu, ia meminta kepada masyarakat untuk bijak menggunakan air karena kondisi kemarau masih belum dapat diprediksi scara pasti. Ia juga meminta kepada masyarakat untuk menampung air apabila terjadi hujan.
"Imbauannya satu hemat air karena kondisinya sedang kering seperti ini terus juga kalau ada hujan di daerah tersebut tolong ditampung airnya," pungkasnya.
Sementara itu, Kabid Penanganan Darurat pada BPBD Kabupaten Serang Ade Ivan Munasyah mengatakan, dampak kekeringan saat ini sudah semakin meluas, bukan hanya di Serang utara saja tetapi beberapa kecamatan di Serang timur dan Serang barat.
Saat ini, pihaknya telah melakukan asesment ke delapan Kecamatan yang melakukan pengajuan permohonan air bersih. Hasilnya, terdapat satu desa yang kekeringannya sangat parah yakni di desa Sukamanah.
"Yang sudah kita asesment lima kecamatan delapan desa 20 kampung. Yang paling parah di Desa Sukamanah itu dampak kekeringannya sudah masuk ke kebutuhan primer dan sekundernya. Jadi selain untuk konsumsi juga untuk kebutuhan persawahan dan lainnya sudah sulit," jelasnya.
Dalam menanggulangi dampak kekeringan di wilayah, pihaknya menggaet serta lembaga-lembaga lain seperti PMI dan juga NGO untuk ituk membantu masyarakat yang saat ini membutuhkan akses air bersih.
"Untuk distribusi air bersih dilakukan di lima Kecamatan, 43 desa sebanyak 110 titik pengiriman dengan jumlah 550 ribu liter air bersih," jelasnya.
Lebih lanjut ia mengimbau kepada masyarakat untuk menghemat penggunaan air bersih lantaran kondisi kemarau berdasarkan perkiraan BMKG masih akan berlangsung hingga 60 hari ke depan.
"Bahwa prediksi awal 60 hari ke depan minim untuk potensi hujan, untuk itu masyarakat agar bisa menghemat penggunaan air bersih yang masih ada. Kemudian masyarakat diimbau agar bisa menjaga lingkungannya karena rawan terjadinya kebakaran," pungkasnya.
Ia mengatakan, saat ini selain melakukan pemetaan terkait lokasi-lokasi yang mengalami kekeringan juga tengah melakukan pemetaan terkait potensi-potensi sumber air yang ada di Kabupaten Serang.
"Sementara kami melakukan koordinasi terkait data sumber-sumber air yang masih bisa dimanfaatkan dan digunakan untuk menangani kekeringan dan krisis air bersih ini," jelasnya.
Sementara itu, Kepala pelaksana BPBD Kabupaten Serang Nana Sukmana Kusuma mengatakan, untuk melakukan penetapan status darurat bencana tidak mudah. Menurutnya banyak sekali aspek yang harus menjadi pertimbangan dalam upaya peningkatan status kedaruratan.
Namun demikian, berdasarkan hasil rapat koordinasi dan juga melihat situasi dan kondisi saat ini, lanjut Nana Kabupaten Serang sudah masuk ke arah status darurat.
"Karena dari perkembangan dampak el nino ini sudah semakin meluas, kebutuhan air minum sudah makin banyak, lahan pertanian yang mengalami kekeringan semakin meluas, tingkat kebakaran sudah semakin tinggi bahkan Agustus sampai September sudah lebih dari 40 kasus dan didominasi alang-alang," katanya.
Menurutnya dengan kondisi yang terjadi saat ini, penanganan kekeringan harus semakin terkoordinasi, dilakukan secara cepat dan terarah. Untuk itu peningkatan status penting sekali dilakukan.
"Dari situ kita harus memberikan welcoming kepada masyarakat yang terdampak ini dengan cepat dan terarah," tegasnya.
Untuk memastikan kesiapan saat status kedaruratan telah diputuskan, pihaknya telah melakukan rapat koordinasi dengan stakeholder terkait dan juga pihak Kecamatan agar saat status darurat disepakati oleh Bupati, seluruh instrumen telah siap dan tinggal melakukan eksekusi.
"Saat proses penentuan darurat bencana, kami pun harus menentukan manajemen disaster nya, makanya oleh karena itu kami mengundang beberapa kecamatan dan stake holder untuk mempersiapkan diri agar ketika darurat sudah diputuskan oleh ibu bupati, kita sudah membuat IC commander," jelasnya.
Ia mengatakan untuk berkas-berkas dan juga surat keputusan mengenai kenaikan status kedaruratan saat ini sudah disampaikan kepada Bupati Serang dan tinggal menunggu persetujuan.
"Untuk berkas sudah dalam proses makanya ketika nanti ditandatangani kita sudah siap aksen ke lapangan," tegasnya.
Nantinya setelah status diputuskan, penanganan kekeringan harus satu komando termasuk dalam hal pengiriman bantuan air bersih.
"Penanganan nanti harus satu komando kita tetap koordinasi dengan PMI, PDAM, BPBD Provinsi. Setiap permohonan air kita komunikasikan kan melalui instansi yang siap mengirimkan air," jelasnya.
Nantinya untuk mekanisme pengajuan permohonan bantuan air bersih, harus atas dasar sepengetahuan pihak kecamatan.
"Mekanisme untuk pengajuan nanti ke posko aju, pos komando nanti semua melalui kecamatan lalu camat melalui kita dan diarahkan melalui instansi yang ada," pungkasnya. (*)