INFORADAR,ID - Salah satu lembaga keuangan yang menawarkan KUR adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI). Pada artikel ini, kita akan membahas tabel angsuran KUR BRI 2023. Redaksi juga akan merinci tabel angsurannya di artikel ini.
KUR BRI 2023 adalah produk pinjaman yang ditawarkan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang bertujuan untuk membantu para pelaku usaha kecil dan menengah agar bisa memperoleh modal usaha dengan lebih mudah dan terjangkau.
KUR BRI 2023 memiliki berbagai jenis produk yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi usaha peminjam.
Plafon yang diajukan bervariasi, mulai dari 1 juta, 5 juta, 25 juta, 50 juta, 100 juta, hingga 500 juta. Jangka waktu setiap pelanggan mulai dari 3 hingga 4 tahun, tergantung penggunaan kredit.
Alasan rendahnya suku bunga KUR BRI karena pemerintah memberikan subsidi untuk mendongkrak perekonomian negara.
Hal ini terjadi pada pertengahan tahun 2017, suku bunga KUR meningkat dari semula 9% menjadi 7%. Faktanya, berita akan turun lebih jauh lagi menjadi 6%.
Besaran tersebut berlaku untuk KUR Mikro, KUR Ritel, dan KUR TKI. Oleh karena itu, sejak diluncurkannya dana pinjaman KUR, para pelaku UMKM merasa puas karena bisa mengembangkan usahanya.
BACA JUGA:Persyaratan Terbaru KUR BRI 2023, Solusi Kredit Modal Usaha UMKM Dengan Bunga Rendah
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai tabel pinjaman KUR di Bank BRI, ada baiknya Anda membaca terlebih dahulu mengenai syarat dan cara mengajukan pinjaman KUR BRI.
Setelah memahami persyaratan wajib, Anda dapat menghitung biaya transfer dengan meminta agar materi promosi diberikan kepada Anda. Simulasi perhitungannya dapat Anda lihat melalui tabel pembayaran KUR BRI.
Jenis KUR BRI
Seperti yang telah disebutkan di atas, KUR BRI terbagi menjadi 3 jenis. Ketiga jenis ini memiliki besaran pinjaman yang berbeda-beda.
Selain itu, syarat umum pengajuan pinjaman KUR di Bank BRI juga berbeda. Jadi Anda bisa memahaminya dari penjelasan berikut ini.
A. MikroKUR
KUR jenis pertama ini diberikan kepada mereka yang melakukan kegiatan ketenagakerjaan, pengusaha, pedagang, petani atau nelayan. Plafon maksimal Rp 25 juta per debitur.