Berusia Satu Abad, Inilah Sejarah Observatorium Bosscha Bandung

Selasa 20-06-2023,10:55 WIB
Reporter : Indra Sena
Editor : Haidaroh

INFORADAR.ID - Observatorium Bosscha pada tahun ini genap berusia satu abad. Fitur terpenting dari Observatorium Bosscha adalah teleskop refraktor berdiameter 60 cm yang terkenal.

Terletak di ketinggian pegunungan daerah Lembang Bandung, Teleskop di obeservatorium Bosscha adalah yang terbesar di Asia Tenggara.

Setelah tiga tahun vakum, Observatorium Bosscha kembali dibuka untuk masyrakat umum yang ingin melihat dan belajar tentang astronomi.

Siapa pendiri Observatorium Bosscha? Bagaimana kiprah sejarah obesrvatorium tertua di Indonesia ini ya?

BACA JUGA: Tempat Wisata Edukatif di Bandung Paling Populer

Disusun dari laman bosscha, inilah sejarah singkat mengenai Onservatorium Bosscha. Tempat wisata edukatif paling populer di Bandung.

Observatorium Bosscha (sebelumnya bernama Bosscha Stellenwatt) merupakan gagasan Karel Albert Rudolf (K.A.R.) Bosscha.


Foto KAR Bosscha didampingi direktur pertama Observatorium, Joan Voûte, beserta Istri-bosscha.itb.ac.id-

Dengan bantuan keponakannya, R.A. Kerkhoven, dan astronom Hindia Belanda, Joan George Eraldas Gijsbertus Vote, Bosscha mengumpulkan para peminat untuk membentuk perkumpulan guna merealisasikan idenya mendirikan observatorium.

Pada tanggal 12 September 1920, dalam sebuah pertemuan di Hotel Homan, Bandung, Perhimpunan Astronomi Hindia Belanda (NISV) didirikan dengan tujuan untuk 'mendirikan dan memelihara sebuah observatorium dan mengembangkan astronomi di Hindia Belanda'.

Karel Bosscha setuju untuk menjadi penyandang dana utama dan berjanji untuk membantu pembelian teropong. K.A.R. Bosscha berterima kasih atas kontribusinya dalam pembangunan observatorium dan namanya diabadikan sebagai nama observatorium. Observatorium Bosscha dibuka pada tanggal 1 Januari 1923.

Pada tanggal 17 Oktober 1951, NISV secara resmi menyerahkan observatorium ini kepada Pemerintah Indonesia. Observatorium ini 'ditugaskan' oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai bagian dari FIPIA Universitas Indonesia, yang kemudian menjadi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung.

Pada saat yang sama, pendidikan tinggi astronomi secara resmi diluncurkan di Indonesia. Hingga saat ini, ITB merupakan satu-satunya universitas di Indonesia yang menawarkan program sarjana, pascasarjana, dan doktoral di bidang astronomi dan astrofisika.

Observatorium Bosscha juga merupakan observatorium terbesar di Indonesia dan memberikan kontribusi penting bagi penelitian dan pendidikan astronomi di Asia Tenggara.


Foto dari udara Gedung Teleskop Zeiss, c.1928-bosscha.itb.ac.id-

Kategori :