Sepenggal Cerita Menyentuh Irjen Kemendagri Tomsi Tohir yang Selalu Disuruh-suruh Kakaknya

Sabtu 02-07-2022,08:42 WIB
Reporter : M Widodo
Editor : M Widodo

SERANG, INFORADAR.ID - Ada sepenggal cerita menyentuh dari Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Irjen Pol Tomsi Tohir Balaw. 

Cerita itu merupakan pesan dari kakak kandungnya, Brigjen Pol (Pur) Edward Syah Pernong, mantan Kapolda Lampung. Pesan itu menarik karena ada unsur "menyuruh" dari sang kakak kepada dirinya. Padahal, ketika itu dirinya sudah menjadi perwira polisi. 

Tak lama setelah dilantik sebagai Kapolda Banten pada 17 November 2018, (Waktu itu) Brigjen Pol Tomsi Tohir, langsung bersilaturahmi ke Graha Pena Radar Banten. Baginya media merupakan institusi penting, sehingga mendapat prioritas untuk dikunjungi.

Didampingi beberapa Pejabat Utama Polda Banten, Tomsi Tohir diterima Direktur Radar Banten Mashudi (yang kini Direktur Utama Radar Banten Group), Pemimpin Redaksi Delfion Syahputra, Redaktur Pelaksana Aditya Ramadan dan para wartawan. Pria kelahiran Bandar Lampung, 31 Januari 1969 ini, begitu hati-hati dan terukur menyampaikan point demi point masalah dan tantangan Polri.

Obrolan makin cair, saat mantan Staf Ahli Sosial Politik Kapolri ini, bercerita soal hubungan pribadinya dengan sang kakak. Kendati ia sudah malang melintang di berbagai penugasan di Kepolisian dan sudah berpangkat perwira, ia masih saja "disuruh-suruh" oleh sang kakak. 

Sang kakak, Brigjen Pol (Pur) Edward Syah Pernong adalah Sultan Kepaksian Pernong di Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak, Batu Brak, Lampung. Letak Kerajaan Adat Paksi ini diperkirakan berada di lereng Gunung Pesagi, dekat Danau Ranau, Lampung. 

Suatu ketika saat dirinya mendapat penugasan di Jakarta, ditilpon oleh sang kakak. Sang kakak minta Tomsi Tohir membantu menyediakan ratusan nasi bungkus untuk peserta study tour asal salah satu SMP Negeri di Liwa, ibukota Kabupaten Lampung Barat yang "terlantar" di Monas. 


Kapolda Banten Brigjen Pol Tomsi Tohir saat berbincang dengan jajaran direksi dan wartawan Radar Banten di Graha Pena, 2018.-M Widodo/Radar Banten-

Mantan Kapolda Nusa Tenggara Barat periode 20 Desember 2019 – 1 Mei 2020 bingung. Bagaimana caranya menyediakan ratusan nasi bungkus dalam waktu singkat. Ketika nasi bungkus sudah tersedia, rombongan study tour ternyata sudah bergeser ke Taman Mini Indonesia Indah. Lantas, nasi bungkus itupun harus diantar ke TMII. 

Cerita lainnya tak kalah heboh. Kakaknya kembali menelepon. Minta alumni Akademi Kepolisian Tahun 1990 ini "ngurus" seorang pemuda dari Lampung Barat yang melakukan tindak kriminal di wilayah hukum Banten. Ketika itu, Tomsi Tohir belum bertugas di Banten. 

Sang kakak kembali "menyuruh" ayah tiga putra putri ini mengawal kasus si pemuda. Tidak boleh intervensi, tapi hanya memastikan sang pemuda mendapat penanganan profesional dari penyidik di salah satu Polres di Banten. 

"Intinya, saya ini sudah perwira tapi masih disuruh-suruh oleh kakak saya," kata Kapolda Banten periode 17 November 2018 - 20 Desember 2019 yang disambut gelak tawa Pejabat Utama Polda Banten serta jajaran direksi dan wartawan Radar Banten. 

Tomsi melanjutkan bahwa pesan yang terkandung dari perintah kakaknya tersebut bukan semata perintah. Tapi mengandung pesan mendalam bahwa hidup itu harus saling tolong menolong, berbagi kepada sesama dan harus empati. 

INGIN BANTEN LEBIH BAIK

Saat menjabat Kapolda Banten, ia ingin berkontribusi maksimal untuk kemajuan dan kebaikan Banten. Salah satu gagasannya dan hingga kini masih berjalan adalah Lomba Kampung Bersih dan Aman (LKBA) Kabupaten Serang serta Lomba Kampung Resik lan Aman (LKRA) Kota Serang. 

Kategori :