Sejarah Singkat Masjid-Masjid Bersejarah di Madinah

Minggu 26-06-2022,22:44 WIB
Reporter : Aas Arbie Syahrostani
Editor : Aas Arbie Syahrostani

Masjid Quba adalah sebuah masjid yang terletak di daerah Quba, desa kecil terletak ± 5 kilometer sebelah barat daya Madinah. Waktu Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah, orang-orang pertama yang menyongsong kedatangan 

Rasulullah SAW adalah penduduk Quba. Ketika Nabi bersama pengiring tunggalnya, Abu Bakar as-siddiq, datang kali pertama ke Madinah dengan berpakaian yang sama-sama putih, masyarakat Quba dan Madinah bingung karena mereka belum mengenal Nabi. Hal ini menarik perhatian Abu Bakar. Untuk menghilangkan keraguraguan mereka, Abu Bakar langsung memegang selendangnya dan dilindungkan di atas kepala Nabi. 

Dengan demikian, para penjemput mengerti siapa Nabi SAW di antara keduanya. Nabi tiba di Quba pada Senin, 12 Rabi’ul Awal tahun 13   kenabian  atau di usia 53  tahun. 

Menurut keterangan Mahmud Pasya al-Falaki, ulama ahli falak yang terkenal asal Mesir, hari kedatangan Nabi di Quba bertepatan dengan 20 September 622 M. Waktu itu, di Quba Nabi menempati rumah Kalsum bin Hadam dari Kabilah Amir bin Auf. 

Di Quba inilah Rasulullah mendirikan masjid di atas sebidang tanah yang dibeli dari Kalsum bin Hadam. Batu pertama diletakkan oleh Nabi sendiri, kemudian berturut-turut diletakkan oleh Abu Bakar, Umar, Ustsman, dan Ali bin Abi Talib. Selanjutnya, pembangunan masjid dikerjakan oleh sahabat Muhajirin dan Ansar sampai selesai. 


Masjid Quba di Madinah .--

Masjid Quba adalah masjid pertama yang didirikan oleh Nabi Muhammad SAW dan dibangun dua kali. Pertama, ketika kiblat masjid ini menghadap Baitul Maqdis. Kedua, ketika kiblatnya meng hadap Baitullah. Dalam membangun masjid ini, Nabi dibantu Malaikat Jibril yang mem beri petunjuk arah kiblat masjid  tersebut. 

Letak Masjid Quba saat ini berada di sudut perempatan jalan tidak jauh dari jalan baru yang menghubungkan Madinah-Jeddah-Makkah. Rasulullah SAW memberi prioritas untuk mendatangi masjid ini dan mempunyai kebiasaan mengun jungi nya setiap Sabtu. Keutamaan masjid ini dijelaskan dalam sabda Rasulullah  SAW: 

وَعَنْ سَهْلِ بن حُنَيْفٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم : مَنْ تَطَهَّرَ فِى بَيْتِهِ ثُمَّ أَتَى مَسْجِدَ قُبَاءَ فَصَلَّى فِيهِ صَلَاةً كَانَ لَهُ كَأَجْرِ عُمْرَةٍ (رواه ابن ماجه) 

Artinya: Sahl bin Hunaif RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: ‘’Barang siapa bersuci (membersihkan diri dari najis dan hadas) di rumahnya kemudian datang ke masjid Quba  dan salat di dalamnya, ia mendapatkan pahala seperti pahala umrah.’’ (HR. Ibnu Majah)

 

3. Masjid Qiblatain 

Masjid tersebut mula-mula dikenal dengan nama Masjid Bani Salamah karena masjid ini dibangun di atas tanah bekas rumah Bani Salamah. Letaknya di tepi jalan menuju kampus Universitas Madinah di dekat Istana Raja ke jurusan Wadi Aqiq. 

Pada permulaan Islam, orang melakukan salat dengan  menghadap kiblat ke arah Baitul Maqdis di Yerusalem, Palestina. Pada tahun kedua Hijriyah, Senin bulan Rajab waktu Zuhur, turunlah wahyu QS al-Baqarah [2]: 144, yang memerintahkan Nabi SAW untuk menjadikan Ka’bah di Masjidil Haram Makkah sebagai kiblat. 


--

Pada waktu Asar, para sahabat yang salat berjamaah di Masjid Qiblatain masih menghadap Baitul Maqdis. Namun, di tengah salat berjamaah tersebut, datang seorang sahabat yang masbuk  (terlambat) dan berteriak bahwa Rasulullah SAW dan para sahabatnya di Masjid Nabawi telah beralih kiblat ke 

Masjidil Haram. Maka, serentaklah imam dan makmumnya mengubah arah kiblat dari Baitul Maqdiss ke Masjidil Haram. Karena peristiwa tersebut, akhirnya masjid ini diberi nama Masjid Qiblatain yang berarti masjid berkiblat dua. 

Kategori :