Disway Award

Persiapan Menghadapi PHK Jadi Hal Penting, 70% Karyawan Sudah Bersiap

Persiapan Menghadapi PHK Jadi Hal Penting, 70% Karyawan Sudah Bersiap

Ilustrasi seseorang setelah di PHK --sumber & design freepik

INFORADAR.ID - Persiapan menghadapi PHK kini menjadi fokus utama banyak pekerja di tengah meningkatnya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor industri.

Berdasarkan temuan survei MarketWatch Guides, sebanyak 70% karyawan mengaku telah menyiapkan strategi antisipasi untuk menjaga stabilitas keuangan maupun keberlanjutan karier.

Fakta ini memperlihatkan bahwa persiapan menghadapi PHK bukan lagi sekadar langkah cadangan, melainkan kebutuhan nyata di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu.

Bahkan, sebagian besar pekerja muda menilai persiapan ini sebaiknya dilakukan sejak dini agar mereka tetap memiliki arah saat risiko kehilangan pekerjaan benar-benar terjadi.

Persiapan menghadapi PHK diyakini bisa menjadi penyangga penting agar tetap bertahan di tengah badai ketidakpastian pasar tenaga kerja.

BACA JUGA:Dahsyat! China Luncurkan Robot yang Bisa Hamil, Dibuat dengan Teknologi Rahim Buatan

BACA JUGA:KAI Siapkan Kereta Khusus Petani dan Pedagang untuk Angkut Hasil Panen dan Dagangan

Gen Z Paling Rentan

Generasi Z, yakni mereka yang lahir antara 1997–2012, tercatat sebagai kelompok yang paling merasakan tekanan akibat isu PHK.

Survei menyebutkan hampir tiga dari lima responden Gen Z (57%) mengaku cemas terhadap ancaman kehilangan pekerjaan, sementara 88% di antaranya sudah menyiapkan strategi khusus untuk mengantisipasi hal tersebut.

Bahkan, sekitar 16% pekerja Gen Z percaya mereka kemungkinan besar akan terkena PHK sebelum akhir 2024.

Di sisi lain, generasi milenial (1981–1996) berada di posisi kedua.

Sebanyak 42% responden dari kelompok ini mengaku khawatir terhadap potensi PHK, sementara mayoritas pekerja lintas generasi, sekitar tujuh dari sepuluh sudah menyiapkan langkah berjaga-jaga.

Strategi Bertahan Pekerja

Cara pekerja mempersiapkan diri pun beragam. Sekitar 40% responden mengaku menambah porsi tabungan mereka sebagai cadangan dana darurat.

Sebanyak 32% rutin menelusuri lowongan kerja relevan, sedangkan 24% sudah aktif mengirim lamaran ke perusahaan baru.

BACA JUGA:Epic! Vannes Jadi Juara 1 Clash of Champions Season 2, NTU Bawa Pulang Trofi

BACA JUGA:Vannes Wijaya Dinobatkan Sebagai Juara CoC Season 2, Tumbangkan Roche dan Deo

AI dan Jalur Karier yang Mengecil

Data Goldman Sachs menunjukkan tingkat pengangguran di kalangan pekerja teknologi berusia 20–30 tahun meningkat sekitar 3% sejak awal 2025.

Angka ini lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lain. Hingga tahun ini, industri teknologi sendiri sudah melakukan lebih dari 50.000 PHK, dengan Microsoft, Meta, dan Google menjadi penyumbang terbesar.

Salah satu penyebab utama kondisi ini adalah perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang mengambil alih banyak pekerjaan entry-level.

Akibatnya, peluang kerja untuk posisi pemula merosot tajam hingga 35% sejak 2023 di Amerika Serikat. Ketidakseimbangan antara pendidikan formal dan kebutuhan industri membuat Gen Z semakin sulit membangun jalur karier yang stabil.

Hampir setengah pencari kerja dari kalangan Gen Z kini beranggapan bahwa gelar sarjana tidak lagi sekuat dulu akibat dampak AI.

Karena itu, banyak profesional muda mulai memilih jalur alternatif seperti mengikuti pelatihan singkat, mengambil sertifikasi, hingga mencoba membangun usaha sendiri agar tetap relevan dan mampu bertahan di tengah persaingan kerja.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: