Memperkaya Khazanah Keilmuan, Bantenologi Gelar Peluncuran dan Bedah Buku

Sesi foto bersama seminar peluncuran dan Bedah buku-Imay Indari(Pribadi) -
INFORADAR.ID - Dalam rangka memperkaya khazanah keilmuan serta mendorong diskursus intelektual di kalangan akademisi dan masyarakat umum, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, bekerja sama dengan Bantenologi dan Fakultas Ushuluddin dan Adab, menyelenggarakan seminar peluncuran dan bedah buku berjudul "Urang Banten: Sejarah, Islam dan Identitas".
Kegiatan ini berlangsung di Aula Lantai 2 Fakultas Dakwah, pada Kamis, 8 Mei 2025, dan dihadiri oleh dosen, mahasiswa, peneliti, serta pegiat sejarah dan budaya lokal.
Buku ini merupakan hasil kerja kolaboratif yang disusun selama 2 tahun oleh sejumlah peneliti dan penulis yang mendalami aspek sejarah dan kebudayaan masyarakat Banten.
Awalnya, buku ini direncanakan akan diterbitkan melalui UIN Press, namun karena sejumlah kendala teknis pada situs web UIN Press yang sering mengalami gangguan, akhirnya buku diterbitkan melalui penerbit A4 a-empat.
BACA JUGA:Kenalkan Media Cetak, TTQ Wildan Kunjungi Radar Banten
Keunikan buku ini sudah terlihat sejak sampulnya. Gambar pada cover diambil dari arsip visual milik perpustakaan di Leiden, Belanda, yang menampilkan sosok orang Banten tempo dulu beserta busana tradisionalnya.
Visual ini bukan hanya menjadi elemen estetis, namun juga mempertegas bahwa sejarah Banten memiliki dimensi visual dan dokumenter yang kuat dan mendunia.
Salah satu penulis buku, Umdatul Hasanah, dalam paparannya menjelaskan bahwa buku ini hadir untuk menjawab kekosongan literatur yang komprehensif mengenai identitas orang Banten.
“Selama ini kajian tentang Banten cenderung bersifat sektoral dan belum menyentuh berbagai lapisan identitas masyarakatnya secara menyeluruh. Buku ini mencoba menawarkan ‘jendela’ yang lebih luas bagi pembaca untuk memahami Banten, baik dari aspek sejarah, keislaman, maupun sosiokultural,” ungkapnya.
BACA JUGA:Untirta Gelar Pelatihan Kesehatan Mental di Lapas Rangkasbitung, Ini Tujuannya
Lebih lanjut, Umdatul juga menyoroti bahwa buku ini mengangkat satu ruang yang selama ini jarang disorot dalam historiografi lokal, yaitu peran dan posisi perempuan Banten dalam sejarah.
Salah satu tokoh yang ditampilkan dalam buku ini adalah Maria Ulfah, perempuan asal Banten yang tercatat sebagai salah satu menteri perempuan pertama di Indonesia. Menurut Umdatul, kontribusi Maria Ulfah merupakan bagian dari narasi besar perjuangan perempuan Indonesia yang kerap terlupakan dalam buku sejarah arus utama.
Seminar ini menghadirkan dua pemateri utama yang memberikan tanggapan dan ulasan akademik terhadap buku tersebut, yakni Prof. Stefhane Lacroix, seorang ilmuwan sosial internasional yang dikenal dalam studi Islam dan politik di dunia Muslim, serta Prof. H.M.A. Tihami, pakar pemikiran Islam dan budaya lokal Banten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: