Wisata Religi Shangyang Sirah yang Penuh Misteri

Wisata Religi Shangyang Sirah yang Penuh Misteri

suasana Goa Shangyang Sirah-@touringboybandung-

INFORADAR.ID - Di wisata Shangyang Sirah, terdapat patilasan Tempat berkumpulnya para wali, serta mushola berumur ratusan tahun.

Sanghyang Sirah adalah destinasi wisata religi di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), dan secara administratif masuk ke Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten.

Dari cerita warga setempat di pesisir Ujung Kulon, nama Sanghyang Sirah dimaknai dengan ‘Sirah Jawa’ dalam bahasa Sunda yang artinya kepalanya Pulau Jawa.

Shangyang Sirah  adalah Destinasi Wisata religi di Pandeglang, Banten itu terletak di ujung paling barat Pulau Jawa.

Berkunjung ke Ujung Kulon belum lengkap jika tak menginjakan kaki di Shangyang Sirah, wisatawan akan disambut debur ombak dengan hamparan pasir serta pemandangan yang eksotik seperti hamparan karang di sepanjang pesisir, tebing-tebing yang menjulang tinggi dan sepanjang mata memandang yang tampak lautan biru bertiang karang.

Namun akses menuju ke Shangyang Sirah Ujung Kulon terbilang tidak lah mudah.

BACA JUGA:Wisata Hidden Gem Curug Dengdeng, Pesona Geopark Ujung Kulon

Opsi pertama bisa menempuh dengan berjalan kaki selama dua hari dari Desa Taman Jaya, Pandeglang, Banten, atau pilihan kedua menggunakan perahu dengan waktu tempuh berjam-jam.

Shangyang Sirah menyimpan cerita legenda, menurut warga di sekitar pesisir Ujung Kulon mereka mendapatkan cerita turun temurun, Bahwa lokasi tersebut tempat sahabat sekaligus menantu Rasulullah SAW yaitu Khalifah Ali Bin Abi Thalib bertemu dengan Prabu Munding Wangi dan Prabu Kian Santang . Untuk menyerahkan Al-Qur’an sebagai pedoman menyebarkan Agama Islam di Nusantara.

Sama halnya seperti petilasan atau tempat yang menjadi keramat pada umumnya. Di Sanghyang Sirah juga terdapat beberapa pantangan yang harus dipatuhi dan para peziarah tidak boleh melanggar.

Larangan itu antara lain, pengunjung tidak boleh menjelajah sendiri tanpa ada izin dari kuncen (juru kunci).

Kumudian tidak boleh makan sambil berdiri atau sambil berjalan, Tidak boleh buang air besar maupun buang air kecil di sembarangan tempat, Dan tidak berbicara kasar, tidak bercanda berlebihan. Dan peziarah pun harus terus menerus bersalawat serta membaca doa agar terhindar dari gangguan makhluk gaib. (*)

BACA JUGA:Mau Jadi Bocah Petualang? Main ke Sungai Cigenter, Wisata Pandeglang yang Berada di Ujung Kulon

Aldi Pratama mahasiswa magang Universitas Mathlaul Anwar Banten 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: