Menjelajahi Situs Ziarah Banten Lama
Masjid Agung Banten Lama dengan payung raksasa di halaman depannya. Dalam komplek masjid ini terdapat Makam Sultan yang menjadi destinasi ziarah. Foto: M Widodo--
INFORADAR.ID - Memasuki kawasan Banten Lama, tak sulit menemukan Masjid Agung Banten. Sebelum memasuki kawasan tersebut, sebuah tembok batu besar menyambut Anda. Tembok tersebut dinamakan Benteng Surosowan. Dahulu benteng ini digunakan untuk melindungi Keraton Surosowan dari musuh.
Bagi yang mengunjungi masjid dengan mobil, tersedia tempat parkir yang cukup luas dengan biaya Rp 10.000. Anda akan langsung disambut oleh menara megah setinggi 24 meter.
Konon menara ini dibangun oleh seorang Belanda yang masuk Islam bernama Lucas Cardeel pada masa pemerintahan Sultan Haji (1672-1687). Menara ini pernah digunakan untuk menginformasikan kepada masyarakat Kerajaan Banten tentang waktu salat dan masih beroperasi hingga saat ini.
Layaknya masjid kuno, Masjid Agung Banten memiliki kolam renang di depan bangunan masjid. Kolam renang ini sering digunakan masyarakat untuk mandi sebelum masuk masjid. Namun kolam renang ini sudah berubah fungsinya menjadi kolam renang biasa.
Bangunan masjidnya sendiri cukup unik karena memiliki perpaduan dua budaya yaitu Jawa Kuno dan Tionghoa. Perpaduan budaya tersebut terlihat dari bangunan dengan beranda lebar dan atap 5 lantai menyerupai tumpeng.
BACA JUGA:Wisata Religi, Inilah Deretan Tempat Ziarah Terkenal di Banten Berikut Sejarahnya
Di dalamnya, masjid ini ditopang oleh 24 pilar yang berarti 24 jam sehari. Menariknya, terdapat 5 pintu masuk pada masjid ini yang melambangkan 5 rukun Islam. Pintu masuknya juga relatif kecil dan rendah. Maknanya, seseorang selalu diingatkan untuk rendah hati dan tidak sombong dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu masjid yang menjadi tujuan wisata religi adalah Masjid Agung Banten. Suasana budayanya sangat kental. Begitu pula dengan wewangian bernuansa Islami.
Masjid Agung ini dibangun oleh Sultan Maulana Hasanuddin yang didirikan pada tahun 1570. Pembangunannya memakan waktu lebih dari sepuluh tahun. Dan sampai saat ini masih berdiri dengan gagahnya.
Dengan ribuan pengunjung pada waktu-waktu tertentu. Saat memasuki kawasan masjid, hal pertama yang menarik perhatian Anda adalah menara setinggi 24 meter. Bukan tanpa alasan. Angka 24 disesuaikan dengan jumlah jam dalam sehari. Dengan diameter 20 meter, menara ini menjulang tinggi dan melambangkan huruf “alif” dalam huruf hijaiyah. Yang mengacu pada arti “Islam”.
Biasanya masjid yang dibangun pada masa lalu memiliki kolam renang di depannya. Dulunya kolam renang ini digunakan sebagai tempat mandi. Meski sudah banyak mengalami renovasi, namun tampilan aslinya tidak berubah.
Salah satu pusat daya tariknya adalah pemakaman yang terletak di area Masjid Agung Banten. Diantaranya adalah makam Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, Sultan Maulana Muhammad Nasaruddin, Sultan Haji, Sultan Abdul Fadhal, Sultan Abdul Mufakhir Muhammad Aliyyudin dan Sultan Ageng Tirtayasa. Mereka semua adalah tokoh-tokoh besar Islam dari Banten dan sangat dihormati.
Untuk menemani para penziarah mendoakan ulama Banten yang dimakamkan di pemakaman masjid tersebut, setidaknya terdapat 20 muzawwir. Jumlah penziarah terbanyak terjadi pada awal bulan Syawal, atau hari ke 29 Ramadhan. Saat ini, ribuan orang bisa datang setiap harinya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: