Fakta-fakta Tersembunyi dari Perselingkuhan yang Jarang Orang Tahu

Fakta-fakta Tersembunyi dari Perselingkuhan yang Jarang Orang Tahu

ILUSTRASI : Seorang pria yang selingkuh dari pasangannya.-pixabay/@tumisu-

INFORADAR.ID - Guys, seperti yang kita ketahui, baru-baru ini banyak isu perselingkuhan yang terungkap.

Isu perselingkuhan yang kian menyeruak semakin terekspos permasalahan rumah tangga ke khalayak umum, terutama dari kalangan sejumlah selebriti.

Perlu kita ketahui, bahwa isu perselingkuhan itu sepertinya tidak akan pernah surut, karena banyaknya faktor penyebab perselingkuhan yang terjadi dalam sebuah hubungan antar pasangan.

Faktor itulah menjadi salah satu problematika yang cukup serius dan sensitif bagi sesama pasangan dalam menjalani hubungan mereka. 

Sebenarnya, terdapat banyak fakta pula dari perselingkuhan yang terjadi dalam sebuah hubungan, sebagaimana beberapa fakta psikologis berikut ini yang embahas terkait perselingkuhan:

1. Seseorang yang selingkuh tidak punya kontrol diri

Penelitian memperlihatkan bahwa otak manusia memiliki kemampuan self-regulate (kontrol atau pengendalian diri) dan hal itu harus dilatih.

Dalam sebuah hubungan, jika hal tersebut tidak dilatih, salah saorang diantaranya akan memiliki tendendi salah untuk berselingkuh.

2. Stres bisa membuat selingkuh

Rasa stress yang tentunya dimiliki oleh setiap orang, menjadi salahs atu faktor terjadinya perselingkuhan di antara keduanya.

Apabila seseorang sedang dalam keadaan stres, pastinya dia kaan mencari pelampiasan untuk kesenangan diri, yang salah satunya berselingkuh bisa dilakukan untuk lari dari masalah.

3. Seseorang masih bisa selingkuh meski kehidupan seksnya yang fantastis

Great sex life tidak menjamin hubungan kalian kebal dari perselingkuhan. Dengan itu, kita harus memahami bahwa hubungan pernikahan itu tidak hanya dilandasi oleh seks semata.

perselingkuhan bisa terjadi karena alasan selain hubungan seks itu saja, meskipun banyak juga yang terjadi akan hasrat yang tidak bisa dipenuhi oleh pasangan.

4. perselingkuhan bisa terjadi pada hubungan yang bahagia

Hal ini juga tidak menjamin bahwa pasangan kita setia, karena kesetiaan itu tidak hanya diukur dari kebahagiaan saja.

Hal ini juga bisa disebabkan apabila salah seorang pasangan merupakan poliamori atau memiliki hubungan romantis dengan orang lain pada saat bersama.

5. Beberapa orang yang selingkuh punya kepercayaan diri rendah

Biasanya, banyak orang yang beranggapan bahwa orang yang diselingkuhi itu merasa insecure dengan berfikiran:

"Apakah aku kurang cukup untuknya, sehingga dia selingkuh?"

Namun faktanya, justru mereka itulah yang selingkuh merasa minder dengan pasangannya sendiri.

6. selingkuh hanya untuk balas dendam

Banyak juga yang menjadikan selingkuh itu sebagai ajang balas dendam, di mana dirinya menjadi pasangan yang diselingkuhi oleh pasangannya sehingga dia beranggapan bahwa pasangannya itu harus merasakan bagaimana rasa sakitnya menjadi orang yang diselingkuhi.

7. Perbedaan definisi selingkuh antara laki-laki dan perempuan

Dalam sebuah penelitian, laki-laki cenderung lebih kesal jika terjadi perselingkuhan fisik, sedangkan perempuan lebih menghargai keterbukaan emosi. 

Makanya penting banget untuk mengetahui bagaimana pasangan kita mendefinisikan 'selingkuh'.

Saat perempuan berselingkuh, kebanyakan mengungkapkan kalau mereka merasa nelangsa/menderita di dalam hubungan dengan pasangan.

Sedangkan pria punya kecenderungan punya hubungan yang baik-baik saja dengan pasangan dan tetap berselingkuh.

8. perselingkuhan bisa mempererat hubungan?

Untuk sebagian pasangan yang bersepakat rujuk setelah prahara perselingkuhan, ada yang malah makin lengket dan punya kualitas hubungan lebih baik (tentu tanpa bermaksud meniadakan trauma, bitterness, dan proses panjang yang dilalui).

Hal ini bisa terjadi ketika kedua belah pihak berkomitmen untuk memperbaiki hubungan. Cuma ya itu tadi, harus ada perbaikan komunikasi, rasa tanggung jawab dan komitmen tinggi.

Nah, itulah beberapa fakta psikologi yang menjelaskan beberapa fakta tersembunyi dari perselingkuhan yang terjadi.

Hal itu bisa menjadi gambaran bagi kita sebagai salah satu antisipasi bagi kita agar lebih memperhatikan pasangan kita satu sama lain.(*)

Siti Nursyhaidah Syabani, Mahasiswa PPL UIN SMH Banten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: