Flashback 17 Tahun Lalu, Ini Sejarah Singkat Lumpur Lapindo

Flashback 17 Tahun Lalu, Ini Sejarah Singkat Lumpur Lapindo

Flashback 17 Tahun Lalu, Ini Sejarah Singkat Lumpur Lapindo-Tangkapan Layar youtube Context ID-

INFORADAR.ID - Tragedi lumpur Lapindo ternyata sudah 16 tahun lamanya. Kejadian ini sangat berdampak bagi masyarakat Sidoarjo. Sebanyak 16 desa, 30 pabrik, 77 fasilitas publik dan 25.000 pengungsi harus kehilangan rumahnya.

Lumpur Lapindo, juga dikenal sebagai Lumpur Sidoarjo, adalah bencana alam yang terjadi di Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia pada tanggal 29 Mei 2006. Bencana ini dimulai dengan terjadinya letusan lumpur yang tidak terkendali dari dalam tanah.

Semburan lumpur Lapindo mengakibatkan keluarnya lumpur panas, gas, dan air secara terus-menerus yang membuat ribuan rumah di 16 desa beserta pabrik dan fasilitas umum tenggelam ditelan lumpur Lapindo.

Kejadian ini jelas merugikan banyak pihak. Masyarakat yang tadinya hidup tenang, bekerja dan berladang, semuanya harus sirna dalam hitungan hari, tanpa persiapan.

Kejadian ini berlangsung pada tanggal 29 Mei 2006 pukul 04.30 WIB Pagi. Lumpur panas tiba-tiba menyembur di tengah persawahan daerah kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Semburan ini keluar tepat di lokasi pengeboran sumur Banjar Panji-1 dari perusahaan Lapindo Brantas, Inc. Menurut penjelasan dari channel youtube Context ID, terdapat 2 teori penyebab lumpur ini menyembur.

Teori pertama adalah karena efek dari terjadinya gempa 5,9 SR di Yogyakarta 2 hari sebelumnya.

Teori kedua adalah karena kesalahan prosedur dalam proses pengeboran. Perlu diketahui bahwa Lapindo Brantas, Inc merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri minyak bumi dan gas.

Pengeboran sumur yang berada di Kecamatan Porong, merupakan kegiatan eksplorasi gas, makanya perusahaan ini melakukan pengeboran tanah.

Sebelas hari sebelum terjadinya semburan, perusahaan tersebut sudah mendapat peringatan untuk memasang pipa selubung sebagai pelindung dinding lubang bor sebelum mencapai kedalaman 2.804 meter.

Kedalaman ini dinamakan dengan Formasi Kujung. Formasi kujung ini adalah zona reservior yang memiliki permeabilitas, prositas, dan kandungan fluida berupa hidrokarbon.

Tetapi ketika itu, wakil presiden humas Lapindo Brantas, Inc (LBI) memberikan keterangan bahwa sudah disetujui untuk memasang pipa selubung 5 meter dalam Formasi Kujung.

Mengapa begitu? Karena kata pihak LBI jika memasang pipa 15 meter di atas lapisan ini memiliki potensi timbulkan masalah.

Kemudian pengeboran dilanjutkan sampai kedalaman 2.600 meter tanpa pipa selubung sebagai pelindungnya. Pengeboran terus berlanjut ke kedalaman 2.804 tetapi Formasi Kujung tidak ditemukan (lihat arti Formasi Kujung di atas).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: youtube context id