MUI Luncurkan Pesantren Digital Awal Tahun 2023

MUI Luncurkan Pesantren Digital Awal Tahun 2023

Ketua Komisi Informasi dan Komunikasi (Infokom) Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Mabroer (tengah) saat membuka FGD Akhlak Bermedia Sosial, di Gedung MUI Pusat Jalan Proklamasi Menteng Jakarta Pusat, Jumat (11/11). Foto: --- Laman MUI -----

JAKARTA, INFORADAR.ID --- Komisi Infokom Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan meluncurkan Pesantren Mujahid Digital awal Tahun 2023. Saat ini Komisi Infokom sedang merancang Pesantren Mujahid Digital-nya.

Pelucuran Pesantren Mujahid Digital oleh MUI agar produk dakwah atau penyampaian narasi baik keagamaan harus sampai dan mudah diterima generasi muda.

Ketua Komisi Informasi dan Komunikasi (Infokom) Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Mabroer mengatakan, pada saat ini Komisi Infokom sedang merancang Pesantren Mujahid Digital.

"Yang rencananya akan diluncurkan pada 2023 awal. Sehingga nantinya Islam Wasathiyyah ini penyampaiannya tidak pasif," katanya yang dikutip INFORADAR.ID, dari situs resmi MUI, Minggu (13/11).

Apalagi diungkapkan KH Mabroer, kegiatan Infokom itu digital, dan 60 persen itu berasal dari medsos. Akhlak bermedsos ini amanah dari mujahid digital.

"Karena akhlak itu menyentuh pada perilaku pribadinya. Maka Program Mujahid Digital ini diproduksi untuk bisa berkolaborasi dengan komisi lain serta memerlukan kolaborasi dengan ormas-ormas keislaman lain," katanya.

Ketua Bidang Infokom MUI, KH Masduki Baidlowi, mengatakan Islam wasathiyah harus dibungkus secara gaul.

"Artinya produk dakwah atau penyampaian narasi baik keagamaan harus sampai dan mudah diterima generasi muda. Karena kencederungan metode dakwah saat ini terlihat masih didominasi cara-cara lama dan hanya mampu dipahami oleh kalangan tua sehingga, MUI akan mengadakan pelatihan-pelatihan kepada generasi muda," katanya.

Memberikan pelatihan-pelatihan dengan metode mengikuti gaya anak zaman sekarang. Tujuannya agar mudah dipahami dan dikuti.

"Kita itu bagaimana ya, gaya-gayanya adalah gaya tua. Gaya milenial kita banyak ketinggalan maka nanti kita adakan pelatihan,” katanya.

Masduki melihat, bahwa generasi Z alias Gen-Z adalah pemilik konten dakwah di masa depan dan penentu. Sehingga perlu dibuat panduan dakwah yang mudah dimengerti kelompok milenial.

“Kita buat panduan yang begitu mudah akrab dengan kelompok milenial dan generasi Z dan bahkan X. Semua ini nanti ada di mereka, bukan kita (generasi tua-tua),” katanya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: