Nama Brand Lokal Ini Diambil dari Gunung di Swis
Ilustrasi Pixabay--
INFORADAR.ID-Brand Eiger sudah tak asing lagi di telinga para pendaki gunung di Indonesia. Banyak produk Eiger yang dipercaya oleh para pecinta alam untuk menemani petualangan mereka. Mulai dari sendal, sepatu, tas, jaket, ikat pinggang, tas, topi, kupluk, masker, celana, kaus, kemeja, jaket, jam tangan, dompet, kaus kaki, hingga kacamata. Bahkan, Eiger menjual tenda, crossover boat, set kitchenware, ceret, hammock, lampu senter, pisau, tempat minum, tempat dan alat makan, dan perlengkapan berkemah.
Dikutip dari laman resmi Eiger, eigeradventure.com, Eiger diluncurkan pertama kali pada tahun 1989 ini memang untuk memenuhi berbagai kebutuhan perlengkapan dan peralatan bagi gaya hidup para penggiat alam terbuka. Kini, Eiger menyediakan tiga kategori produk utama, yaitu Mountaineering yang berorientasi pada kegiatan pendakian gunung; Riding yang berfokus pada penjelajahan sepeda motor; serta Authentic 1989 yang diinspirasi dari gaya klasik para pencinta kegiatan petualangan alam terbuka yang diwujudkan dalam desain yang kasual dan stylish.
Namun, tidak banyak yang tahu, nama brand lokal asal Kota Bandung ini ternyata terinspirasi dari dari Gunung Eiger. Gunung dengan ketinggian 3.970 mdpl yang terletak di Bernese Alps, Swiss itu memang inspirasi nama brand lokal tersebut.
Gunung ini adalah puncak paling timur dan paling terkenal di pegunungan Alpen. Hal paling terkenal dari gunung Eiger adalah sisi utaranya yang berupa batuan dan es setinggi 1.800-meter-high (5.900 ft), yang bernama Eigerwand atau Nordwand, yang merupakan sisi utara terbesar di Alpen
Dikutip dari laman Wikipedia Indonesia, Gunung Eiger pertama didaki oleh pemandu Swiss Christian Almer dan Peter Bohren, bersama Charles Barrington dari Irlandia, yang mendaki dari sisi barat pada 11 Agustus 1858. Sisi utara, yang dianggap paling menantang dan berbahaya, pertama dipanjat oleh ekspedisi Austria-Jerman pada 1938. Gunung Eiger banyak dikenal dengan tragedi pada ekspedisi pendakian. Sejak tahun 1935, setidaknya 64 pendaki meninggal saat mencoba mendaki sisi utara, membuat sisi utara tersebut diberi nama panggilan Mordwand, yang artinya "tembok pembunuh" dalam bahasa Jerman dan juga permainan kata dari nama aslinya, yaitu Nordwand. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: