Gantarawang, Pusat Kerajaan Jin yang Menggentarkan

Gantarawang, Pusat Kerajaan Jin yang Menggentarkan

Ilustrasi Pixabay--

INFORADAR.ID - Gentarawang. Nama yang sudah tidak asing bagi masyarakat Kabupaten dan Kota Serang, Banten. Karena sangat wingit. Sangat angker. 

Kepercayaan itu masih berkembang sampai sekarang. Banyak yang takut untuk mendekatinya. Bikin gentar. Terutama masyarakat sekitar Gantarawang, di Desa Caringin, Kecamatan Tunjungteja, Kabupaten Serang. 

Gantarawang sebenarnya berupa tanah lapang dengan ilalang dan rumput. Di bagian tengahnya, ada sekelompok pohon keras.  

Mungkin, itu yang membuat sebagian orang menyebutnya Hutan Gantarawang. Sesuai arti Gantarawang. Semak-semak atau hutan.   

Banyak cerita mistis tentang Gantarawang. Salah satunya, tentang peristiwa di luar nalar yang menimpa tenda-tenda darurat untuk pengungsi.  

Ini cerita pertama yang saya dengar. Sekaligus melihat Gantarawang untuk kali pertama. Waktu saya bersama anggota DPRD Kabupaten Serang meninjau bakal lokasi Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA). Kalau tidak salah, tahun 2006. 

Dari warga, di dekat Gantarawang pernah dijadikan tempat untuk menampung pengungsi. Tenda-tenda didirikan sampai malam hari.  

Namun, paginya, tenda-tenda yang akan digunakan untuk pengungsi itu sudah tidak ada. Seperti disapu puting beliung. Dibawa terbang. Padahal, malam sebelumnya, tidak ada hujan disertai angin kencang.  

Cerita pun berkembang. Warga yakin, penguasa Gantarawang marah. Tidak berkenan daerahnya digunakan untuk tenda pengungsi. 

Masyarakat Caringin di sekitar Gantarawang juga kerap kehilangan perabotan rumah tangga. Kehilangan hewan ternak.  

Mitosnya, perabotan dan hewan ternak yang hilang itu diambil oleh penghuni Gantarawang. Untuk melaksanakan sebuah hajatan. 

Cerita seram lainnya, tentang penggembala yang hilang ketika menggembala kambing. Jarak tempatnya menggembala dengan Gantarawang, sangat jauh. 

Keluarga penggembala, dibantu masyarakat, mencarinya. Orang pintar diminta bantuannya untuk melacak si penggembala. Selama 40 hari pencarian dilakukan. 

Si penggembala akhirnya pulang sendiri. Menurutnya, dia pergi meninggalkan hewan ternaknya. Mengikuti ajakan orang untuk naik kereta yang indah.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: