Akibat Agresi Militer Belanda, Indonesia Cetak Uang Kertas Daerah Pertama di Banten
Mesin cetak Oeridab adalah mesin yang digunakan untuk mencetak Oeang Repoeblik Indonesia Daerah Banten (Oeridab)/Tangkapan Layar Situs Resmi Kementerian Pendidikan--
BANTEN,INFORADAR.ID-Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Pemerintah Indonesia sempat mengalami kelangkaan uang tunai kertas. Kelangkaan uang kertas terjadi pasca Proklamasi Kemerdekaan, akibat meluasnya agresi militer I Belanda pada tanggal 21 Juli 1947 dan agresi militer II Belanda pada 19 Desember 1948.
Untuk mengatasi kelangkaan uang kertas, pemerintah daerah tingkat provinsi, ka8
risidenan dan bahkan kabupaten mengeluarkan ORIDa (Orang Repoeblik Indonesia Daerah) atau URIDA (Uang Republik Indonesia Daerah).
URIDA terbit atas izin pemerintah pusat RI sebagai solusi masalah kelangkaan uang, yakni kekurangan uang tunai di daerah-daerah akibat terputusnya jalur komunikasi normal dan persediaan uang antara pusat dan daerah.
Putusnya jalur persediaan uang dikutip INFORADAR.CO.ID, dari Kementerian Pendidikan, dikarenakan semakin meluasnya daerah pendudukan Belanda sebagai akibat agresi militer I Belanda pada tanggal 21 Juli 1947 dan agresi militer II Belanda pada 19 Desember 1948.
Adapun URIDA pertama di Pulau Jawa adalah Uang kertas darurat untuk daerah Banten yang dicetak pada tanggal 15 Desember 1947, di Kota Serang, Banten.
Dengan menggunakan mesin cetak Oeridab adalah mesin yang digunakan untuk mencetak Oeang Repoeblik Indonesia Daerah Banten (Oeridab).
Oeridab merupakan mata uang khusus yang hanya beredar di daerah Banten semasa perang kemerdekaan 1947 – 1949. Selain digunakan sebagai mesin pencetak uang, kemungkinan mesin Oeridab ini dahulu juga dipakai untuk mencetak surat kabar harian setempat pada masa pasca Kemerdekaan Indonesia. Pada saat ini mesin cetak Oeridab masih ada di Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama dengan aman. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: