RENCANA PEMBUNUHAN

RENCANA PEMBUNUHAN

--

Bagaimana perasaanmu jika tiap malam, kamu mendengar dua orang merencanakan pembunuhan? Mengerikan bukan? Aku, mengalaminya. Tiap malam, aku mendengar sekilas bisik-bisik, tangisan dan teriakan. Sepertinya mereka berdua belum bersepakat.

Wanita, suara wanita yang sering kudengar menangis. Sepertinya ia diminta untuk menjadi eksekutor. Sementara si laki-laki, si pengencut itu menurutku, kerap bertindak kasar. Si pengecut itu pemegang kendali operasi. Tiap kata yang keluar dari mulutnya adalah perintah. 

Pernah sekali ku denger jelas, "jika kamu tidak mau melakukannya, aku yang akan membunuhmu!" Ancam si pengecut itu yang kemudian disusul tangisan si wanita. Malang sekali wanita itu. 

Aku sangat ketakutan, aku tidak bisa memberitahu siapapun, aku takut nyawaku terancam jika kuberitahu pada seseorang. Aku hanya bisa menyimak dan mencari celah bagaimana untuk menghentikan aksi pembunuhan itu. 

Kurasa, mereka amatir. Bagaimana tidak, mereka tidak sadar rencananya bisa diketahui oleh orang lain. "Besok kita lakukan!" Kata si pengecut. "A... aku takut, tidak berani."  Wanita itu membalas, "BUK" suara seperti pukulan mendarat di perut wanita malang itu. Aku kaget, beruntung aku tidak berteriak. 

Semalaman suntuk ku begadang untuk menunggu dan bersiap menghentikan aksi pembunuhan yang sudah kuketahui. Sialnya, aku malah tertidur, seperti ada beban 10 kilogram dimataku. 

"Sialan, dimana mereka? Apa mereka sudah membunuh seseorang?" Aku mengumpat. Saat aku sedang disibukan oleh pertanyaan-pertanyaan sendiri dan kegelisahan,  Tiba-tiba aku meliha ada sebuah cahaya semakin besar dan besar cahaya itu menyinariku.

Sejurus kemudian ku berada digenggaman seorang wanita tua, dengan tangan berlumuran darah. Ku lihat di sekeliling ada seorang wanita yang sedang di peluk oleh seorang laki-laki. "Gawat, dimana aku? Apa aku ketahuan?" Kubergumam. 

"Syukurlah sayang, kamu sudah siuman," kata si lelaki. Aku mengenali suara itu. Si pengecut. Aku baru sadar itu si pengecut dan wanita malang. 

Kemudian, wanita tua yang ada dihadapanku ini berkata "biar aku kuburkan janin ini dibelakang rumah nanti," ujarnya sambil menatapku.

Penulis: Azhar Qodrat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait