Menggeser Cap Negatif Penghobi Ayam Laga

Menggeser Cap Negatif Penghobi Ayam Laga

--

INFORADAR. ID- Hobi ayam laga atau petarung memang cukup unik dan langka dilakoni banyak orang. Bukan tanpa alasan, hobi ini di Indonesia terlanjur tersemat cap negatif lantaran diasosiasikan dengan judi. Hal ini sulit dibantah karena sabung ayam memang kerap digunakan penghobi untuk bertaruh atau berjudi. Apalagi berita-berita penggerebekan judi sabung ayam di beberapa daerah kerap menghiasi pemberitaan media massa.  

Selain judi, penghobi ayam laga juga disebut melakukan penyiksaan terhadap binatang. Saat bertanding, banyak ditemukan ayam laga yang mati atau mendapatkan luka-luka.

Meski mendapat opini negatif, jumlah penghobi ayam laga tetap tidak berkurang. Bahkan, saat ini sejumlah penghobi ayam laga membuka usaha peternakan ayam laga dari berbagai jenis atau ras. 

Diakui atau tidak, sabung ayam memang telah lama dikenal oleh masyarakat nusantara. Cerita rakyat daerah tentang sabung ayam yang menjadi hiburan bagi raja-raja di nusantara dan legenda di tanah Pasundan yang cukup terkenal yakni "Ciung Wanara" merupakan buktinya. 

Seiring waktu dan perkembangan teknologi, terutama bidang komunikasi membuat para penghobi ayam laga di seluruh nusantara dengan mudah terhubung. Para penghobi mulai bertukar informasi dan berdiskusi. Pertukaran informasi dan diskusi ini mulai dari jenis ayam laga, perawatan, hingga keresahan cap negatif mengenai hobi tersebut. 

Tidak heran belakangan muncul komunitas hingga organisasi skala nasional yang mewadahi bagi penghobi ayam laga. Di antaranya, Pencinta Ayam Kontes Nasional (PAKN), Paguyuban Pencinta Ayam Jago Indonesia (Papaji), dan lain-lain.

Komunitas ini selain berfungsi menyalurkan hobi juga berupaya menggeser cap negatif penghobi ayam laga. 

Penghobi ayam laga yang berasal dari berbagai kalangan ini pun menggelar berbagai event ketangkasan ayam laga. Tentu saja, dalam event atau kontes ayam laga dibuat berbagai aturan main agar tidak menyimpang dari tujuan awal. 

Larangan berjudi dan kesepakatan mengenai aturan main adu ketangkasan ayam laga. 

Pada kontes ayam laga, penyelenggara kegiatan membuat aturan layaknya pertanding tinju bagi manusia. Di antaranya, ayam yang akan dipertandingkan mengunakan pengaman Taji berupa kain yang dibalut di bagian taji layaknya pemain tinju yang memakai sarung tinju. Hal ini untuk menghindari luka akibat tusukan taji dari ayam tersebut. Lalu, sistem penilaian dalam kontes untuk pertarungan ayam laga bahkan hitungan yang diberlakukan mirip sebuah pertandingan tinju dan dinilai oleh juri profesional di bidang ayam laga. Kemudian, bobot ayam yang bertarung seimbang atau sepadan. 

Semoga saja harapan penghobi ayam laga melalui berbagai event tersebut untuk menggeser cap negatif  lambat laun terkikis.(*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: