Melihat Candi Borobodur, Dibersihkan Negarawan Inggris Namun Dirusak Jepang

Melihat Candi Borobodur, Dibersihkan Negarawan Inggris Namun Dirusak Jepang

Setelah ramai dengan kenaikan tiket masuk Borobudur yang mencapai Rp 750.000, Menteri PUPR mengungkapkan bahwa tiket masuk Borobudur tersebut tidak jadi naik.--disway.id

JAWA TENGAH, INFORADAR.ID - Candi Borobudur berada di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Candi Borobudur merupakan salah satu bukti sejarah perkembangan agama Buddha di Indonesia. Berdasarkan data yang ada,  diduga bahwa Candi Borobudur didirikan secara bertahap oleh tenaga kerja sukarela yang bergotong royong demi kebaktian ajaran agama pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra antara tahun 750 – 842 Masehi. Candi Borobudur memiliki ukuran panjang 121,66 meter dan lebar 121,38 meter dengan tinggi 35,40 meter.

Pada tahun 1814, Candi Borobudur mendapatkan perhatian dari seorang negarawan Inggris, Letnan Gubernur Hindia Belanda Sir Thomas Standford Raffles. 

Adapun Thomas Satandford  Raffles, dikutip INFORADAR.ID, dari Situs Resmi Kementerian Pendidikan ialah seorang wali atau perwakilan negara Indonesia yang tengah mengadakan kegiatan di Semarang.

Sir Thomas Stanford Raffles, memerintahkan pembersihan Candi Borobudur yang saat itu tertutup oleh tanah, semak belukar, dan pepohonan. 

Selanjutnya pada tahun 1849 Pemerintah Hindia Belanda menugaskan Wilsen untuk menggambar arsitektur dan relief candi ini secara akurat. Bersamaan dengan itu, Brumund juga ditunjuk untuk menulis narasi tentang Candi Borobudur. 

Beberapa tahun kemudian, bahan lukisan Wilsen dan tulisan Brumund disusun oleh C. Leemans menjadi monografi pertama tentang Candi Borobudur. Sejak itu, candi ini mendapat perhatian lebih luas di tengah masyarakat, baik sebagai monumen Budha maupun karya arsitektur yang artistik.

Lebih dari dua dasawarsa candi ini tidak terawat. Vegetasi tumbuh dengan amat cepat dan hujan lebat selama bertahun-tahun telah melonggarkan ikatan antar batu dan tanah yang ada di balik dinding candi menggelembung. 

Memasuki pada tahun 1873 Van Kinsbergen, seorang fotografer handal diundang untuk mendokumentasikan kembali Candi Borobudur. Sebelum pemotretan, Ia harus membuang tanah dan semak-semak di atas candi. 

Pada tahun 1885 Candi Borobudur menarik perhatian ketika I.W Ijzerman, ketua masyarakat arkeologi di Yogyakarta menemukan kaki candi yang tersembunyi. Kaki candi paling bawah ini memuat serangkaian relief yang dikenali sebagai Karmawibhangga yaitu contoh-contoh hukum karma.

Pada tahun 1890-1891, Ijzerman yang dibantu Kasijan Chepas (fotografer pribumi pertama di Indonesia) merekam relief Karmawibhangga dalam foto. Setelah selesai didokumentasikan kaki candi tersebut ditutup kembali dengan batu-batu asli.

Penemuan Ijzerman ini membuat Pemerintah Hindia Belanda lebih serius menjaga Candi Borobudur. 

Pemerintah Hindia Belanda sepakat untuk memberikan 48.000 gulden untuk memugar Candi Borobudur. 

Pemugaran Candi Borobudur dilakukan mulai tahun 1907 hingga 1911.

Selanjutnya pada tahun 1930 Pemerintahan Hindia Belanda menghentikan kegiatan penelitian di Candi Borobudur sampai terjadi perang dunia ke II. Di mana Indonesia dijajah oleh Jepang dengan masa pendudukan pada tahun 1943 hingga 1945.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: