Proses Pembangunan Sekolah Rakyat di Pandeglang Tertunda, Dinsos Menunggu Keputusan Kemensos
Pembangunan Sekolah Rakyat di Pandeglang Tertunda, Menunggu Keputusan Kemensos-Dok. Istimewa-
Saat ini, mereka hanya menunggu tahap penetapan lokasi yang akan digunakan untuk pembangunan.
"Proses sebelumnya telah mencapai tahap pemeriksaan oleh PUPR. Kami hanya menunggu hasil keputusan," jelas Wawan.
Pada tahun ini, Pandeglang telah mengirimkan sebanyak 26 siswa ke Sekolah Rakyat di tingkat provinsi yang terletak di Tangerang.
Mereka adalah siswa tingkat SLTA yang akan bergabung dengan peserta dari daerah lain di Banten.
Ia mengatakan bahwa minggu depan para siswa akan diberangkatkan ke Tangerang untuk bergabung dengan siswa Sekolah Rakyat SMA dari seluruh Banten.
Wawan menambahkan bahwa tahun ini Pandeglang mendapat jatah 33 siswa untuk mengikuti program Sekolah Rakyat.
BACA JUGA:Diusulkan Jadi Event Nusantara, Pesta Rakyat Cibaliung Libatkan 700 UMKM
BACA JUGA:Panduan Lengkap Pendaftaran Job Fair Kota Serang 2025, Simak Langkahnya!
Jatah ini diberikan tanpa melalui proses seleksi akademis, tetapi melalui seleksi yang didasarkan pada tingkat kemiskinan.
"Hanya siswa yang termasuk dalam kategori desil 1 dan 2, yaitu sangat miskin dan miskin, yang diperbolehkan ikut, menurut data yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Nasional (DTSN)." Jelasnya.
Dinas Sosial juga belum dapat memastikan apakah akan ada penambahan kuota tahun depan.
Peningkatan kuota akan sangat bergantung pada ketersediaan bangunan Sekolah Rakyat Pandeglang yang sedang diajukan.
Ia menjelaskan bahwa jika gedung baru sudah selesai dibangun tahun depan, kemungkinan kuota siswa akan lebih banyak, namun jika belum, mereka akan tetap bergantung pada Sekolah Rakyat di tingkat provinsi di Tangerang, yang juga tergantung pada alokasi dari provinsi.
Ia menekankan dukungan penuh terhadap program Sekolah Rakyat yang diprakarsai oleh pemerintah pusat.
Menurutnya, program ini sesuai dengan visi Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam mengatasi masalah kemiskinan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
