Disway Award

Jurus Ngeyel, Ijazah, dan Ketidakpastian Hukum Publik

Jurus Ngeyel, Ijazah, dan Ketidakpastian Hukum Publik

Potret Ahmad Sihabudin--

Barangkali yang lebih menyedihkan bukanlah tuduhan itu sendiri, melainkan cara kita memperlakukan tuduhan tersebut. Kita sibuk mempertahankan posisi, tetapi lupa mencari kebenaran. Kita berdebat tentang siapa yang harus disalahkan, tetapi tidak belajar tentang bagaimana membangun sistem yang bisa mencegah fitnah serupa di masa depan.

Kasus ijazah ini mestinya menjadi pelajaran, bukan sekadar bahan olok-olok politik. Ia mengingatkan bahwa hukum bukan hanya persoalan pasal, tetapi juga kepercayaan. Ketika publik tidak lagi percaya pada proses hukum, maka setiap keputusan, betapa pun sahihnya, akan dianggap sebagai rekayasa. 

Dan ketika ketidakpercayaan itu dibiarkan berlarut, ia akan menjadi luka sosial yang lebih dalam daripada sekadar perbedaan pendapat.

Kini, publik menunggu bukan sekadar putusan, tetapi ketegasan. 

Apakah negara berani menutup polemik ini dengan keputusan hukum yang jernih, lalu entah dengan menetapkan tersangka atau menyatakan perkara selesai secara sah, 

atau akan terus membiarkannya mengambang dalam ruang abu-abu politik? Sebab yang paling melelahkan bagi rakyat bukanlah konflik, melainkan ketidakpastian yang terus dibiarkan hidup.

Dalam masyarakat yang cerdas, kebenaran mestinya tidak ditentukan oleh siapa yang berkuasa, tetapi oleh bukti dan kejujuran. Namun di negeri yang masih belajar tentang makna demokrasi, kebenaran sering harus bernegosiasi dengan kepentingan. Di sinilah “jurus ngeyel” menemukan tempatnya yaitu, bukan hanya sebagai strategi bertahan, tetapi juga sebagai gejala dari budaya politik yang enggan mengakui kesalahan.

Akhirnya, kasus ijazah ini adalah cermin bagi kita semua: seberapa siap kita menghadapi kebenaran yang mungkin tidak sesuai dengan harapan kita sendiri. Apakah kita berani menatap fakta tanpa rasa takut, ataukah kita memilih tetap “ngeyel” dalam kenyamanan opini? Jawaban atas pertanyaan itu akan menentukan kualitas moral bangsa ini lebih daripada sekadar perdebatan tentang selembar ijazah.#AS51125#.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: