Perjalanan Kopi Tuku: Dari Kedai Kecil Cipete hingga Melanglang ke Amsterdam
kopi tuku di Amsterdam-Instagram @elnrancilla-
Menu andalan yang langsung melekat di hati pelanggan adalah Kopi Susu Tetangga. Perpaduan rasa unik dan harga yang ramah di kantong membuat Kopi Tuku cepat populer di kalangan pecinta Kopi.
Momentum Bersejarah
Popularitas kopi Tuku kian melejit setelah kedai ini dikunjungi Presiden Joko Widodo pada 2017. Kunjungan tersebut menjadi sorotan media dan mengangkat nama kopi Tuku ke level nasional.
Sejak itu, kopi Tuku dikenal sebagai "kopi yang diminum Jokowi" dan makin banyak penggemarnya.
BACA JUGA:Kemeriahan Konser BLACKPINK di Korea: Dari Wanda Hara sampai Farhan Si Big Screen Boy
BACA JUGA:Silent Date: 7 Cara Menjalani Kencan Diam yang Menenangkan Hati dan Pikiran
Perluasan Jaringan dan Strategi Branding Kopi Tuku
Kini, kopi Tuku telah membuka lebih dari 50 cabang di berbagai wilayah Jabodetabek seperti Bintaro, Sentul, Bekasi, Blok M, dan lainnya.
Pada 2024, kopi Tuku juga sempat membuka pop-up store di Seoul, Korea Selatan, sebagai bagian dari ekspansi pasar internasional.
Salah satu langkah marketing yang cukup berani adalah pembelian naming rights Stasiun MRT Cipete Raya.
Investasi ini menjadi strategi branding yang efektif sekaligus meningkatkan awareness terhadap kopi Tuku.
Melebarkan Sayap ke Eropa
Dengan membuka cabang di Amsterdam, kopi Tuku berupaya memperkenalkan citarasa dan budaya kopi Indonesia ke pasar dunia.
Komitmen terhadap kualitas dan keberlanjutan menjadi nilai tambah yang diusung agar kopi Tuku dapat bersaing di panggung global.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
