Tren Pemecatan Karyawan Gen Z: Cerminan Krisis Budaya Kerja atau Kesalahan Generasi?
Ilustrasi Gen Z berkarier-Pinterest/the economis times-
INFORADAR.ID - Pemecatan karyawan Gen Z kini menjadi isu yang menonjol di berbagai lini industri.
Fenomena pemecatan karyawan Gen Z ini tak hanya terjadi secara sporadis, tetapi mulai membentuk pola yang mengundang perhatian.
Banyak perusahaan melaporkan bahwa pemecatan karyawan Gen Z dilakukan karena dianggap tidak cocok dengan kultur kerja yang ada.
Berdasarkan sebuah survei, sekitar 60% manajer pernah melakukan pemecatan karyawan Gen Z karena dinilai tidak mampu memenuhi ekspektasi profesional.
Di tengah sorotan ini, pemecatan karyawan Gen Z menyisakan pertanyaan besar, apakah mereka korban sistem kerja yang usang, atau memang belum siap menghadapi tantangan dunia kerja?
BACA JUGA:5 Profesi Kelas Menengah yang Berpotensi Tergeser oleh Kecerdasan Buatan pada 2030
BACA JUGA:Lebak Optimalkan Program Bang Andra untuk Tingkatkan Akses Jalan Desa
Persepsi Dunia Kerja terhadap Gen Z
Sejumlah pemimpin perusahaan mengungkapkan keluhan terhadap perilaku kerja Gen Z.
Di antaranya adalah kebiasaan datang terlambat, pulang lebih cepat dari waktu kerja yang ditetapkan, serta kurangnya motivasi dan profesionalisme.
Komunikasi tatap muka yang lemah dan konsistensi kerja yang dipertanyakan juga kerap menjadi catatan.
Selain itu, beberapa atasan menilai bahwa Gen Z cenderung cepat ingin promosi, tidak sabar dalam proses karier, dan terlalu mengutamakan fleksibilitas kerja tanpa kompromi terhadap target dan tekanan.
Perspektif Gen Z: Nilai, Bukan Malas
Milly Rose Bannister, pendiri lembaga ALLKND yang juga merupakan bagian dari Gen Z, memberikan pandangan berbeda mengenai fenomena ini.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
