Soesalit Putra RA Kartini yang Menolak Warisan Nama, Ini Sejarahnya
Soesalit Putra RA Kartini-Istimewa-
Setelah kemerdekaan Indonesia, ia otomatis masuk dalam jajaran Tentara Keamanan Rakyat dan mengabdi untuk tanah air melalui militer.
4. Berjuang di Medan Tempur dan Naik Pangkat Cepat
Soesalit dikenal sebagai prajurit yang aktif bertempur melawan pasukan Belanda.
Dalam biografi yang ditulis oleh Sitisoemantari Soeroto (Kartini: Sebuah Biografi, 1979), disebutkan bahwa kiprah Soesalit di medan perang membuat karier militernya berkembang pesat.
BACA JUGA:Cara menggunakan KJP Plus untuk Wisata Edukatif di Jakarta
BACA JUGA:6 Tokoh Perempuan Indonesia yang Mewarisi Semangat Kartini, Ada Najwa Shihab
5. Memimpin Pasukan Utama di Ibukota Puncak kejayaannya datang pada tahun 1946 ketika Soesalit dipercaya menjadi Panglima Divisi II Diponegoro, salah satu pasukan utama yang bertugas menjaga Yogyakarta, ibukota Indonesia saat itu.
6. Diam-Diam Menjadi Pejabat Negara Pada 1953, ia ditunjuk sebagai Penasehat Menteri Pertahanan di bawah Kabinet Ali Sastroamidjojo.
Meskipun menjabat posisi strategis, identitasnya sebagai anak RA Kartini tetap tidak diketahui banyak orang.
7. Tetap Sederhana hingga Akhir Hidup Menurut Jenderal A.H. Nasution, Soesalit bisa saja mendapatkan simpati dan fasilitas lebih jika ia mengakui dirinya sebagai putra R.A. Kartini.
Namun, ia teguh pada prinsip untuk hidup berdasarkan kerja kerasnya sendiri.
Ia tutup usia pada 17 Maret 1962 dalam keadaan sederhana, tanpa pernah menyebutkan siapa ibunya kepada publik.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
