3. Pengaruh Pandemi yang Belum Pulih Sepenuhnya
Pandemi Covid-19 mengubah cara manusia berinteraksi. Berdasarkan survei dari Center on American Life, jumlah sahabat dekat menurun drastis sejak 2020.
Direktur survei, Daniel Cox, mencatat bahwa banyak orang kini lebih jarang mengandalkan teman untuk dukungan emosional.
Kebiasaan bekerja dari rumah dan pembatasan sosial membentuk pola hidup yang lebih tertutup, mempersempit lingkaran sosial secara drastis.
BACA JUGA:Apple Siapkan iPhone Lipat Pertama, Ini 7 Fakta Menariknya
BACA JUGA:Ini Alasan Kenapa Kamu Harus Pergi ke Luar Negeri Walaupun Hanya Satu Kali
4. Gambaran Sosial yang Menyesatkan di Media Sosial
Media sosial seringkali menciptakan ilusi bahwa orang lain memiliki kehidupan sosial yang lebih bahagia dan aktif.
Kristina Lerman menyebut fenomena ini sebagai "paradoks pertemanan", di mana kita merasa minder karena membandingkan kehidupan kita dengan orang lain yang tampak selalu dikelilingi teman.
Efeknya, banyak orang merasa tidak cukup menarik atau takut ditolak, sehingga enggan membuka diri terhadap relasi baru.
5. Perbedaan Pandangan yang Makin Menguat
Seiring bertambahnya usia, nilai dan pandangan hidup seseorang cenderung menguat. Perbedaan dalam hal politik, budaya, atau prinsip hidup bisa membuat hubungan persahabatan merenggang, bahkan berakhir.
Psikoterapis Ruchi Ruuh menjelaskan bahwa konflik ini kerap terjadi karena menyentuh identitas dan keyakinan personal, yang membuat kompromi jadi sulit. Hal ini menyebabkan hubungan pertemanan lebih homogen dan sempit.
6. Semakin Hati-hati Memilih Teman
Hansika Kapoor, seorang psikolog di Monk Prayogshala, mengatakan bahwa berteman di usia dewasa memerlukan keberanian untuk terbuka dan membangun rasa percaya.
Namun, banyak orang dewasa merasa cemas, takut kecewa, atau tidak punya energi emosional untuk itu.