Banyak yang menyamakan animasinya dengan presentasi slide karena minim gerakan dan ekspresi.
Petisi Online: Seruan untuk Buat Ulang
Kritik tak berhenti di media sosial. Seorang penggemar bernama Arthur Lewyn menginisiasi petisi di Change.org yang menuntut agar adaptasi ini digarap ulang.
Dalam deskripsinya, ia menyebut anime ini mencoreng karya asli TurtleMe. Petisi itu langsung menyedot perhatian, dengan ribuan tandatangan terkumpul dalam waktu singkat.
BACA JUGA:SPMB 2025 Segera Dimulai, Ini Daftar SMA Terbaik Negeri dan Swasta di Banten Menurut IIUN
BACA JUGA:Heboh Video Dugaan Pelecehan Dokter Kandungan di Garut, Polisi: Terjadi di Klinik Swasta
Reaksi Komunitas: Meme dan Aksi Protes Digital
Respons penggemar di dunia maya semakin meluas. Muncul berbagai meme sindiran, video parodi, hingga kampanye boikot terhadap studio produksi.
Ungkapan-ungkapan seperti “anime rasa presentasi” atau “ini penghinaan visual” ramai mewarnai jagat media sosial.
Belum Ada Respons dari Pihak Produksi
Sampai sekarang, pihak studio belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kecaman ini.
Banyak yang menanti langkah konkret dari tim produksi, atau setidaknya penjelasan mengenai proses kreatif di balik animasi yang menuai protes tersebut.
Penutup: Pelajaran dari Adaptasi yang Gagal
Kasus The Beginning After The End menjadi cermin bahwa mengadaptasi karya populer bukan hanya soal mengubah bentuk, tetapi juga mempertahankan kualitas dan semangat cerita aslinya.
Jika gagal, bukan hanya mengecewakan penggemar, tapi juga bisa merusak reputasi karya yang seharusnya bersinar di layar.