AI lebih mengandalkan asosiasi kata berdasarkan statistik, bukan pemahaman menyeluruh atas konsep.
Mengutip laporan dari LiveScience, para peneliti menemukan bahwa manusia bisa menyelesaikan soal analogi yang kompleks dengan mengidentifikasi struktur hubungan tersembunyi.
Sebaliknya, AI kerap memberikan jawaban yang hanya terlihat benar secara tekstual, namun keliru dari sisi logika mendalam.
BACA JUGA:Telegram Melejit: Hampir Salip WhatsApp dengan 1 Miliar Pengguna
BACA JUGA:Film Animasi JUMBO Jadi Simbol Kemajuan Animasi Indonesia, Simak Faktanya
Implikasi bagi Masa Depan AI
Temuan ini menegaskan bahwa meskipun AI berkembang pesat dalam kemampuan berbahasa dan pengolahan data, pemahaman mendalam seperti yang dimiliki manusia belum sepenuhnya bisa ditiru.
Tantangan besar masih menanti, khususnya dalam menjembatani pemrosesan simbolik dan kemampuan berpikir lintas domain.
Penelitian lanjutan mulai mengarah ke pendekatan neurosymbolic AI, yang menggabungkan pembelajaran mesin dengan pemodelan logika untuk mendekati cara kerja kognisi manusia.
Meski kecerdasan buatan terus memperlihatkan performa impresif, studi ini menggarisbawahi bahwa beberapa aspek pemikiran manusia, seperti kemampuan membuat analogi bermakna masih belum tergantikan.
Memahami hubungan antara dua konsep berbeda bukan sekadar mencocokkan kata, melainkan kemampuan memahami struktur dan makna, sesuatu yang hingga kini masih menjadi keunggulan manusia.