Membagikan rincian mengenai keuangan, seperti gaji, pendapatan bisnis, atau pengalaman mendapatkan uang dalam jumlah besar, merupakan bentuk oversharing yang berisiko.
BACA JUGA:Resmi Dilantik! Mengingat Kembali Visi Misi Walikota dan Wakil Walikota Tangsel Benyamin Pilar
Selain memunculkan kesan pamer, informasi ini juga dapat menarik perhatian orang-orang dengan niat jahat, seperti penipu atau pencuri identitas.
Lebih dari itu, hal ini bisa menimbulkan rasa iri atau ketidaknyamanan di kalangan teman atau pengikutmu.
2. Curhat Berlebihan Mengenai Masalah Pribadi
Meskipun curhat di media sosial bisa menjadi cara untuk melepaskan emosi, terlalu sering membagikan masalah pribadi justru dapat membuat orang di sekitarmu merasa tidak nyaman.
Terlebih lagi, jika curhatanmu terus menerus berkisar pada keluhan tentang pekerjaan, keluarga, atau hubungan asmara, orang yang membaca unggahanmu bisa merasa lelah dan kehilangan simpati karena dianggap terlalu dramatis.
3. Berbagi Foto atau Video Anak Tanpa Pertimbangan
Banyak orang tua dengan bangga membagikan foto atau video anak mereka di media sosial, namun tanpa disadari, ini bisa membahayakan privasi dan keamanan anak.
Informasi yang terlalu mendetail, seperti lokasi sekolah atau kebiasaan anak, dapat disalahgunakan oleh pihak dengan niat buruk.
Selain itu, tidak semua anak ingin memiliki jejak digital yang permanen sejak dini.
4. Pamer Barang Mewah secara Berlebihan
Memamerkan barang-barang mewah, seperti mobil baru atau gadget mahal, memang bisa memberikan kesan kesuksesan.
Namun, jika dilakukan terlalu sering ini bisa terkesan sebagai pamer yang tidak perlu. Selain menimbulkan kecemburuan sosial, kebiasaan ini juga dapat menarik perhatian orang-orang dengan niat buruk.
Lebih dari itu, sering menunjukkan gaya hidup mewah dapat meningkatkan ekspektasi orang lain terhadapmu.