INFORADAR.ID - Di berbagai kepercayaan, kejatuhan cicak sering dianggap sebagai pertanda buruk atau pembawa sial.
Kepercayaan ini berkembang di masyarakat, terutama di Indonesia, yang meyakini bahwa kejatuhan cicak mendatangkan kesialan atau musibah. Namun, benarkah demikian?
Asal-Usul Mitos Kejatuhan Cicak
Kepercayaan ini berasal dari tradisi lisan yang diwariskan turun-temurun.
Dalam budaya Jawa, misalnya, cicak sering dikaitkan dengan firasat buruk.
Bahkan, beberapa orang percaya bahwa kejatuhan cicak di kepala atau bahu bisa menjadi tanda akan datangnya kabar buruk atau kegagalan dalam waktu dekat.
BACA JUGA:Adaptasi Indonesia, A Business Proposal Siap Tayang 6 Februari 2025
BACA JUGA:Bianca Censori Tampil Vulgar di Grammy 2025 untuk Promosi Album Vultures 1 Kanye West
Selain itu, dalam beberapa kepercayaan Hindu dan Tionghoa, ada sistem yang disebut "Shakun Shastra" yang mengaitkan kejatuhan cicak dengan berbagai pertanda baik atau buruk, tergantung di bagian tubuh mana cicak tersebut jatuh.
Secara ilmiah, kejatuhan cicak lebih disebabkan oleh faktor alamiah, bukan pertanda mistis.
Cicak adalah hewan yang sering merayap di langit-langit atau dinding dan bisa kehilangan keseimbangan karena beberapa alasan, seperi:
- Kehilangan daya cengkeram di permukaan licin
- Gangguan dari hewan lain atau angin
- Faktor lingkungan seperti suhu atau kelembaban
Dengan demikian, kejatuhan cicak lebih merupakan peristiwa acak daripada sesuatu yang memiliki makna mistis.
Meski kepercayaan tentang kejatuhan cicak masih kuat di masyarakat, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa hal tersebut benar-benar membawa sial.
Jika kamu kejatuhan cicak di tubuh atau kepala, cukup bersihkan diri dan lanjutkan aktivitas seperti biasa tanpa khawatir akan kesialan.
BACA JUGA:Pemilihan SNBP dan SNBT 2025 Panduan dan Ketentuan Terbaru