INFORADAR.ID - Anime "Kelas Ampas: Penilai Ternyata yang Terkuat" mulai tayang pada 9 Januari 2025 di Bstation. Cerita ini mengisahkan perjalanan Ein, seorang Penilai yang sering diejek sebagai "pemungut sampah" oleh teman-temannya karena kemampuan "Penilaian"-nya dianggap tidak berguna.
Namun, anime ini menawarkan lebih dari sekadar cerita perjuangan; ia menyoroti pentingnya keberanian, tekad, dan kebaikan hati dalam menghadapi tantangan hidup.
Karakter utama, Ein, memulai kisahnya sebagai individu yang terpinggirkan dalam sistem masyarakat yang menghargai kekuatan fisik di atas segalanya. Sebagai Penilai, Ein hanya memiliki kemampuan untuk "menilai" sesuatu, membuatnya dianggap lemah oleh orang-orang di sekitarnya. Namun, hidup Ein berubah saat ia bertemu Yuri, roh Pohon Dunia, yang memberinya kekuatan baru berupa "Mata Roh."
Mata Roh tersebut membuka potensi tersembunyi dalam diri Ein. Dengan bantuan Ursula, seorang pelatih yang tangguh, Ein menjalani pelatihan intensif untuk mengembangkan kemampuan barunya.
BACA JUGA:Anime Baru Naruto Diperkirakan Akan Rilis Pada Maret 2025
BACA JUGA:Mengungkap Misteri Why-Man di Dr. Stone Season 4
Ursula tidak hanya mengajarkan teknik bertarung, tetapi juga membantu Ein mengatasi batasan fisik dan mentalnya. Perjalanan ini menjadi awal dari transformasi besar dalam hidup Ein.
Anime ini diadaptasi dari novel ringan dan manga yang terkenal dengan tema pertumbuhan pribadi serta penemuan diri. Dalam ceritanya, Ein belajar memahami arti persahabatan, tanggung jawab, dan kepercayaan diri.
Pelatihan dengan Ursula tidak hanya mengubah kekuatan fisiknya, tetapi juga membangun ketahanan mental yang membantunya menghadapi tantangan.
Salah satu konflik utama dalam anime ini adalah misi Ein untuk membantu Yuri menemukan saudara-saudari Pohon Dunia lainnya.
BACA JUGA:Perjalanan Xiao Yan dalam Donghua Battle Through the Heavens
Misi ini penuh dengan rintangan, termasuk pertarungan melawan musuh yang lebih kuat dan situasi berbahaya yang menguji keberanian serta kebijaksanaan Ein. Meskipun awalnya tampak mustahil, Ein menunjukkan dedikasi luar biasa dalam menjalankan tugasnya.
Tantangan terbesar yang dihadapi Ein meliputi stigma dari teman-temannya, pelatihan intensif yang menguras energi, hingga tanggung jawab besar yang harus ia pikul.
Ia juga harus menghadapi musuh yang lebih kuat, yang mengharuskannya menggunakan strategi dan keberanian yang telah ia bangun selama perjalanan. Setiap tantangan tersebut menjadi batu loncatan yang membuat Ein semakin percaya diri.