INFORADAR.ID - Mengenal diri sendiri adalah fondasi untuk hidup bahagia. Ketika kita memahami kekuatan, kelemahan, nilai-nilai, dan tujuan hidup, kita akan lebih mudah mengambil keputusan dan menghadapi tantangan.
Secara etimologis, self awareness atau kesadaran diri merujuk pada kemampuan seseorang untuk mengenali dan memahami dirinya secara menyeluruh. Ini mencakup pemahaman terhadap sifat, karakter, perasaan, emosi, pola pikir, pandangan hidup, serta cara beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
Self awareness juga mencakup kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif melalui refleksi dan introspeksi. Dengan demikian, individu mampu merenungkan perilaku dan gaya hidup yang dijalani sebagai suatu kenyataan.
Saat ini, berbagai disrupsi teknologi dan berbagai hal yang dapat mengalihkan perhatian kita sering kali mempengaruhi kemampuan kita untuk mengenali diri sendiri.
Padahal, kemampuan untuk mengenal dan memahami diri adalah salah satu kunci penting dalam mengelola diri, berinteraksi dengan orang lain, dan meraih kebahagiaan hidup.
Mengenal diri sendiri adalah langkah pertama dalam perjalanan hidup yang penuh makna. Sebuah proses yang memungkinkan seseorang untuk lebih memahami kekuatan, kelemahan, dan potensi yang dimilikinya.
Orang yang benar-benar mengenal dirinya cenderung memiliki keseimbangan emosional, mampu membuat keputusan yang bijak, serta memiliki arah hidup yang jelas.
Ciri-ciri ini tidak hanya terlihat dalam tindakan mereka sehari-hari, tetapi juga tercermin dalam cara mereka berinteraksi dengan dunia sekitar.
Lalu, apa saja sebenarnya tanda-tanda seseorang yang telah mengenal diri sendiri? Simak ulasan berikut untuk mengetahui lebih dalam yang dimana dikutip melalui instagram @fir.sya :
BACA JUGA:'Dari Self Harm ke Self Love' Membangun Kesehatan Mental yang Lebih Baik
BACA JUGA:4 Strategi Self Care Terbaik yang Bisa Kamu Atasi, Stres Karena Tekanan Sosial
Seseorang yang mencoba mengenal diri sendiri--Freepik/@freepik
1. Memilih untuk diam
Salah satu ciri orang yang mengenal diri sendiri adalah kemampuannya untuk memilih untuk diam ketika situasi memerlukan ketenangan. Mereka tidak terburu-buru memberikan respons atau terlibat dalam percakapan hanya untuk ikut serta.
Sebaliknya, mereka tahu kapan harus diam, memberi ruang untuk merenung, berpikir jernih, dan meresapi perasaan serta pikiran mereka. Diam bagi mereka bukan berarti menghindar, tetapi kesempatan untuk introspeksi dan menyaring informasi dengan lebih bijak.