2. A beautiful mind 2002
Film ini mengisahkan perjalanan hidup John Nash (diperankan oleh Russell Crowe), seorang jenius matematika yang memenangkan Hadiah Nobel.
Awalnya, Nash dikenal sebagai mahasiswa brilian di Princeton, dengan ambisi besar untuk menemukan teori revolusioner. Namun, kehidupannya berubah drastis ketika ia mulai menunjukkan tanda-tanda skizofrenia, yang memengaruhi karier, hubungan, dan pandangan hidupnya.
Dengan dukungan istrinya yang setia, Alicia (Jennifer Connelly), serta perjuangannya melawan delusi yang menghantui pikirannya, Nash berhasil menghadapi tantangan mentalnya dan terus berkontribusi pada dunia ilmu pengetahuan.
Disutradarai oleh Ron Howard, A Beautiful Mind adalah kisah inspiratif tentang kegeniusan, cinta, dan keberanian dalam menghadapi perjuangan hidup yang paling sulit.
3. Down fall 2004
BACA JUGA:Ada Kang Mak di Akhir Tahun, Ini 5 Film Indonesia Terbaru yang Tayang di Netflix Desember 2024
Film ini menawarkan pandangan mendalam tentang hari-hari terakhir Adolf Hitler (diperankan oleh Bruno Ganz) di bunker Führerbunker di Berlin saat Kekaisaran Nazi runtuh pada akhir Perang Dunia II.
Dikisahkan dari sudut pandang sekretaris pribadinya, Traudl Junge (Alexandra Maria Lara), film ini menggambarkan ketegangan, keputusasaan, dan kehancuran moral di antara para pemimpin Nazi.
Sementara pasukan Sekutu semakin mendekat, Hitler yang penuh delusi tetap menolak kenyataan kekalahan. Di sisi lain, orang-orang di sekitarnya menghadapi konflik antara kesetiaan kepada pemimpin mereka dan keinginan untuk bertahan hidup.
Downfall adalah film yang intens, emosional, dan realistis, menggambarkan momen-momen terakhir sebuah rezim yang membawa dunia ke ambang kehancuran, sekaligus mengeksplorasi sisi kemanusiaan dalam tragedi sejarah terbesar abad ke-20.
4. The intouchables 2011
Film ini mengisahkan persahabatan tak terduga antara Philippe (François Cluzet), seorang miliarder paruh baya yang lumpuh akibat kecelakaan, dan Driss (Omar Sy), seorang pria muda dari lingkungan miskin yang baru keluar dari penjara.
Ketika Driss melamar pekerjaan sebagai pengasuh Philippe, ia tidak menunjukkan rasa kasihan atau sikap formal, yang justru menarik perhatian Philippe.
Meski awalnya tampak tidak cocok, hubungan keduanya berkembang menjadi persahabatan yang tulus dan penuh tawa. Driss membantu Philippe menikmati hidup meskipun keterbatasannya, sementara Philippe memberi Driss kesempatan untuk mengubah hidupnya.