Situasi yang damai dan harmoni tentu saja baik, tapi hanya saat situasi tersebut muncul setelah berhasil melewati konflik.
Ketika situasi damai muncul karena tidak ada masing-masing pihak tidak berkata jujur, maka ini adalah situasi buruk.
Perlu disadari jika tim yang baik tidak takut pada konflik, perbedaan pendapat dalam tim adalah hal yang wajar selama yang didiskusikan ide dan programnya.
BACA JUGA:4 Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari, Ternyata Bisa Ganggu Tidur Kamu
BACA JUGA:Jaehyun NCT Siap Menjalani Wajib Militer pada 4 November
3. Komitmen yang Hampa
Sebisa mungkin kita menciptakan musyawarah mufakat, perlu dipahami jika kadang kita tidak dapat menyenangkan semua orang. Setiap orang memiliki giliran suaranya didengar dan di pertimbangkan, walau pada akhirnya opsi tersebut tidak diambil setidaknya tidak menyakiti perasaan orang lain karena opininya berarti.
Anggota tim akan sukit komitmen jika dalam dirinya tidak meyakin hal yang sudah di sepakati, tim harus membuat kesimpulan agar semua anggota memiliki pemahaman yang sama.
4. Tidak Berani dan Mampu
Ketika arahan sudah jelas, masing-masing anggota tim harus bertanggung jawab atas pekerjaannya. Setiap orang harus memegang apa yang sudah disepakati diawal, apabila ada yang diam maka anggota lain harus menegur.
Biasanya anggota tim tidak berani menegur karena tidak memiliki kepercayaan yang tinggi, sehingga takut membuat tidak nyaman dan menyinggung perasaannya.
Jika berani menegur maka akan tahu letak masalahnya dan mencari solusi bersama-sama dengan tim, maka peran pemimpin akan sangat dibutuhkan.
5. Mengutamakan Kesuksesan Tim
Kesuksesan tim lebih penting daripada kesuksesan individu. Apabila salah satu anggota mengerjakan sesuatu dengan sangat baik namun hasilnya gagal, maka itu hasil tim sesungguhnya.
Seseorang memiliki egonya masing-masing, mungkin saja salah satu anggota ingin lebih terlihat bekerja dengan bagus dibanding anggita lain.