2. Guilt Wound
Guilt wound biasanya seseorang mengalam luka karena dari kecil sering disalahkan oleh orang lain, dibantah dan tidak pernah didengar.
Hal ini terjadi ketika seseorang merasa bertanggung jawab atau bersalah atas kesalahan atau kejadian yang sebenarnya tidak dapat dia kendalikan sepenuhnya.
Biasanya, luka-luka ini berasal dari pengalaman masa lalu, ketika seseorang merasa tidak memenuhi harapan atau melakukan kesalahan besar.
Penting untuk mengatasi jejak rasa bersalah, mengurangi beban emosional, dan membangun harga diri yang lebih sehat. Dengan begitu kamu tidak sering merasa bersalah ata kesahalan yang tidak kamu buat.
BACA JUGA:Apa itu diabetes? Berikut Beberapa Tips Untuk Mencegah Diabetes Pada Orang Dewasa dan Anak-anak
BACA JUGA:Ini Dia 5 Bukti Kedewasaan yang Dialami Oleh Wanita dalam Menjalin Hubungan
3. Abandonment Wound
Luka ini terjadi karena dari kecil sering tidak dianggap, tidak dihargai dan bahkan ditinggalkan. Dampak emosional terjadi ketika seseorang merasa diabaikan atau tidak diawasi di masa kanak-kanak.
Pengalaman seperti kurangnya dukungan emosional, kurangnya perhatian, atau kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi dapat meninggalkan bekas luka yang dalam.
Penting untuk mengenali dan menyembuhkan luka-luka ini, meningkatkan hubungan, dan meningkatkan kesejahteraan emosional agar tidak selalu bergantung terhadap orang lain, selalu merasa kesepian, dan tidak menjadi seorang yang people pleaser.
4. Neglect Wound
Luka muncul karena dari kecil sering merasa diterlantarkan, tidak disayang dan tidak diperhatikan oleh orang-orang terdekatmu.
Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya perhatian emosional, dukungan, atau kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi.
Penting untuk mengidentifikasi dan menyembuhkan luka ini, meningkatkan hubungan, dan meningkatkan kesejahteraan pribadi agar tidak terakan trust issue, merasa tidak pantas, juga takut untuk berhubungan dengan orang lain.
Dengan mengenali dan memahami innert child, kita tentunya dapat mulai mengasuh diri kita sendiri dengan cara yang lebih penuh kasih dan welas asih, mendukung pertumbuhan pribadi, dan mengurangi dampak negatif dari luka-luka yang terjadi pada masa lalu.(*)