INFORADAR.ID - Dee Company, produser film top di Indonesia, baru saja merilis teaser trailer dan poster baru untuk film horor terbaru mereka, "Dosen Ghaib Sudah Malam atau Sudah Tahu". Terinspirasi dari cerita viral di tahun 2016 tentang dosen menyeramkan di kampus, film ini siap bikin bulu kuduk merinding.
Official trailer yang keluar pada 18 Juli 2024 langsung bikin heboh. Dalam trailer itu, ada adegan ballpoint jatuh dan mahasiswa melihat kaki dosen yang melayang. Cuma sebentar, tapi cukup bikin penonton ketakutan.
Poster baru film ini juga nggak kalah seram. Gimana nggak, dosen yang sedang mengajar digambarkan dengan tinggi badan nggak masuk akal sampai ke langit-langit kelas. Kakinya pun melayang, bikin suasana kelas makin mencekam.
Dalam trailer yang baru dirilis, kisah ini dimulai saat empat mahasiswa harus menghadap dosen senior yang sudah 20 tahun mengabdi. Mereka diperintahkan untuk mengikuti semester pendek di kampus pada malam hari.
BACA JUGA:Remake Film Komedi Horor Thailand Pee Mak Dengan Judul Kang Mak: Lucu dan Mendebarkan
Empat mahasiswa tersebut adalah satu-satunya yang tersisa di kampus, mengikuti kelas mata pelajaran dengan dosen bernama Pak Bakti.
Pak Bakti ini dikenal sebagai dosen killer dengan penampilan yang menyeramkan. Saat mengikuti kelas, salah satu dari empat mahasiswa ini mengalami kejadian aneh. Dia tidak sengaja melihat kalau Pak Bakti tidak menapakkan kaki di lantai saat berdiri.
Dari situ, mereka mulai menyadari fakta mengejutkan bahwa selama ini mereka diajar oleh dosen ghaib. Pak Bakti ternyata dosen hantu yang sering meneror mahasiswa.
Teror ini tidak hanya terjadi di kampus, tapi juga sampai ke rumah mahasiswa. Seram, kan?
Catat tanggalnya, film ini tayang di bioskop Indonesia mulai 15 Agustus 2024. Dibintangi oleh Rayn Wijaya, Ersya Aurelia, Endy Arfian, dan Annette Edoarda, siap-siap buat tegang bareng di bioskop!
Dheeraj Kalwani, produser film ini, berharap filmnya bisa menyampaikan pesan bermakna. "Kami ingin cerita yang dekat dengan keyakinan mahasiswa tentang dosen ghaib, tapi tetap menyelipkan pesan kuat seperti fungsi pendidikan," kata Dheeraj. (*)