INFORADAR.ID - Masjid Kuno Baitul Arsyi yang berada di Lereng Gunung Karang tepatnya di Kampung Pasir Angin, Kelurahan Pagerbatu, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang masih berdiri kokoh sekalipun sudah berusia ratusan tahun.
Bangunan asli Masjid Kuno Baitul Arsyi terbuat dari bahan kayu ini menjadi Masjid ke-4 tertua dari masjid-masjid yang ada di Banten.
Perjalanan menuju Masjid Baitul Arsyi dapat ditempuh menggunakan sepeda motor dan mobil. Kondisi jalannya sudah beton dan aspal sehingga dapat mudah diakses dengan waktu tempuh kurang lebih 15 menit dari Alun-alun Pandeglang.
Masjid Baitul Arsyi ini menjadi saksi bisu dalam penyebaran ajaran Agama Islam di Banten. Konon Masjid Baitul Arsy ini tempat berkumpulnya para Waliyullah.
BACA JUGA:Melihat Masjid Kuno Carita, Didirikan Oleh Murid Syekh Nawawi Al Bantani
Sehingga banyak ulama, santri, para tokoh, dan wisatawan yang tertarik untuk datang berkunjung melihat bangunan Masjid Baitul Arsyi. Termasuk juga Bakal Calon Bupati Pandeglang Tb Entus Mahmud Sahiri yang berkesempatan melaksanakan ibadah salat Jumat di Masjid Baitul Arsy pada hari, Jumat, 2 Februari 2024.
Bakal Calon Bupati Pandeglang Tb Entus Mahmud Sahiri mengucapkan, Alhamdulillah pada hari jumat kemarin bisa salat Jumat di Masjid Tua Kampung Pasir Angin, Gunung Karang Pandeglang.
"Masjid yang berusia ratusan tahun ini diperkirakan dibangun pada masa Kesultanan Banten. Jauh sebelum NKRI berdiri," katanya kepada RADARBANTEN.CO.ID, Sabtu, 3 Februari 2024.
Tentunya, diungkapkan Tb Entus, keberadaan Masjid Baitul Arsyi ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi masyarakat kampung Pasir Angin, Kelurahan Pagerbatu, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang saja.
"Akan tetapi dunia islam pada umumnya. Karena Mesjid ini diperkirakan kerap menjadi tempat bermusyawarah para Waliyullah dalam aktifitas penyebaran Agama Islam di Banten," katanya.
Lebih lanjut Tb Entus, mengungkapkan kondisi bangunan Masjid Baitul Arsyi saat ini terdapat dua bagian. Yakni bangunan Masjid Tua yang dibangun dari kayu baik lantai panggung maupun dindingnya.
"Kemudian untuk bangunan tambahannya yang terbuat dari tembok sebagaimana bangunan kontemporer lainnya," katanya. (*)