Fakta Baru Kasus Fifty Fifty, Penyanyi Lagu Cupid

Kamis 06-07-2023,11:43 WIB
Reporter : Rahmi Ainun Nisa
Editor : Haidaroh

Tujuan Attrakt dan Kamp yakni membentuk sebuah girl group lalu akhirnya mereka berlima bekerja sama.

Proyek girl group dimulai sejak tahun 2019. Kemudian kedua perusahaan ini mulai mengumpulkan trainee (calon) girl group.

 

Perlu diingat bahwa yang memiliki proyek ini adalah dari perusahaan yang berbeda. 1 orang (CEO) dari Attrakt dan 3 orang dari Kamp (1 CEO + 3 staff).

Pada tahun 2020, trainee berkurang menjadi 12 orang dan tahun 2021 berkurang lagi menjadi 5 orang trainee.

Setelah proyek girl group berjalan, kedua belah pihak perusahan ternyata memiliki perbedaan pendapat.

Namun tiba-tiba 4 orang dari Kamp memutuskan keluar dari perusahaan Kamp dan mendirikan perusahaan baru bernama Givers.

Akhirnya kerja sama proyek dialihkan ke perusahaan Givers, bukan lagi dengan perusahaan Kamp.

Masing-masing jobdesk dari Attrakt dan Giver jelas memiliki peran yang berbeda. CEO Attrakt bertugas untuk mencari dana dan sponsor untuk diinvestasikan ke proyek.

Sedangkan Givers bertugas untuk melatih dan memproduksi lagi untuk Fifty Fifty.

Menurut data yang didapat dari Dispatch Korea, Fifty Fifty membutuhkan dana sebesar 850 ribu - 1,8 juta untuk les per-jam.

Sedangkan Fifty Fifty harus mengikuti banyak les seperti les vokal, teori musik, bahasa Inggris, akting, menari, dan lain sebagainya.

Di luar biaya les, Attrakt juga harus mengeluarkan dana tambahan untuk proses produksi musik yang jumlahnya tentu tidak sedikit.

Sehingga biaya untuk satu bulan saja membutuhkan dana sebesar 240 - 360 juta jika dirupiahka.

Belum lagi CEO Attrakt harus memberikan tempat tinggal kepada anggota Fifty Fifty. Ia tidak ingin Fifty Fifty tinggal di tempat yang jelek.

Akhirnya CEO Attrakt memberikan tempat tinggal untuk member Fifty Fifty di daerah Gangnam dengan sewa per-bulan mencapai 30 juta rupiah.

Kategori :