INFORADAR.ID - Jika Anda ditugaskan untuk berkhutbah di hari raya Idul Adha, tema kurban sebagai wujud persembahan bisa menjadi bahan khutbah yang akan anda sampaikan.
Tema kurban bisa anda bawakan untuk disampaikan kepada para jamaah seusai solat idul Adha sebagai perwujudan ketakwaan.
Tema kurban sebagai perwujudan ketakwaan dalam contoh khutbah Idul Adha ini bisa menjadi rujukan saat mengisi khutbah nanti.
Berikut ini contoh khutbah Idul Adha dengan tema kurban sebagai perwujudan ketakwaan yang dikutip dari nu.or.id.
Di pagi yang indah ini, kita memanjatkan puji dan syukur kepada Allah yang telah memberikan kesehatan, kekuatan dan kenikmatan kepada kita.
Karena Dia-lah kita berada di tempat ini dan dapat menunaikan salah satu ibadah yang diwajibkan.
Shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan kita petunjuk yang benar yang dapat kita jadikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, setiap tahun pada tanggal 10 Dzulhijjah, saat Idul Adha dirayakan, kita mengucapkan kalimat tauhid, takbir, tahmid, dan tasbih.
Mengucapkan kalimat tauhid menunjukkan kesadaran yang kuat bahwa Allah itu unik dan Allah tidak memiliki sekutu.
Kata takbir menegaskan bahwa Allah adalah yang terbesar dan paling mulia, dan tidak ada yang dapat menandingi keagungan dan kemegahan-Nya.
Kalimat tahmid berarti bahwa satu-satunya yang layak dipuji adalah Allah dan semua pujian ditujukan hanya kepada-Nya.
Pernyataan tahrir menegaskan pernyataan tahmid bahwa tidak ada tuhan yang layak disembah kecuali Allah.
Penegasan ini telah diucapkan oleh umat Islam di seluruh dunia, baik di belahan bumi barat maupun timur, utara maupun selatan, dan sekarang diucapkan di mana-mana.
Dengan kata lain, kalimat-kalimat ini diucapkan oleh umat Islam di setiap sudut dunia.
Sementara itu ada orang jauh di Mekkah kota suci awal mula Islam dibesarkan, adanya umat Islam yaitu para tamu Allah yang sedang menunaikan ibadah haji, juga melafalkan kata tarbiyah.
Kata-kata takbir, tahmid dan tarbiyah tertanam di dalam hati dan merasuk ke dalam lubuk jiwa sehingga pengaruhnya terpancar dalam bentuk nyata dan diwujudkan dalam bentuk perbuatan dan ibadah.
Mengakui kebesaran Allah, mengakui bahwa tidak ada yang berhak dipuji selain Allah dan mengakui bahwa, meninggalkan larangan Allah, menaati perintah Allah dan memenuhi panggilan Allah untuk menunaikan ibadah haji adalah implementasi dari apa yang kita ucapkan dan kita yakini.
Hadirin yang dirahmati Allah, Idul Aha ini dan juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban.
Mengingatkan kita kepada Nabi Ibrahim 'alaihis salam dan putranya Ismail.
Ismail adalah putra tunggal Nabi Ibrahim as, yang telah dinanti-nantikan kedatangannya selama bertahun-tahun.
Sebagai anak laki-laki satu-satunya, Ismail sangat disayangi oleh kedua orang tuanya.
Dalam suasana saling menyayangi ini, Allah memerintahkan ayahnya, Nabi Ibrahim AS, untuk berkorban dengan menyembelih Ismail, putranya sendiri.
Nabi Ibrahim AS dengan sigap melaksanakan perintah tersebut dengan penuh ketaatan dan ketundukan.
Ketika Nabi Ibrahim memberitahukan kepada Nabi Ismail tentang perintah Ilahi untuk menyembelihnya, Nabi Ismail tidak goyah sedikitpun.
Dia dengan rela menerima perintah tersebut dan meyakinkan ayahnya bahwa dia menerimanya dengan ketaatan dan kesabaran.
Kedua orang itu menunjukkan kesiapan yang luar biasa untuk berkorban.
Kesediaan Nabi Ibrahim untuk melaksanakan perintah dan kesediaan Nabi Ismail untuk menerima perintah tersebut merupakan wujud ketaatan yang tiada tara terhadap perintah Allah.
Bagaimana jika kita sendiri, yang memiliki anak laki-laki satu-satunya, anak laki-laki satu-satunya, bersedia menyembelih anak itu.
Itulah khutbah idul adha yang bertema kurban menjadi simbol ketakwaan, bisa dijadikan sebagai referensi jika anda bertugas saat idul adha. (*)