INFORADAR.ID --- Warga Persyarikatan Muhammadiyah dihimbau untuk tidak melakukan ghibah digital. Apa itu ghibah digital yang dosanya bisa berlipat-lipat? Ini penjelasan Sekretaris Umum (Sekum) Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah) Abdul Mu'ti.
Ghibah, baik yang konvensional maupun ghibah digital tidak pernah menjadi budaya Muhammadiyah.
Yang dimaksud ghibah digital adalah membicarakan keburukan-keburukan orang lain dengan memanfaatkan teknologi informasi dan disebar melalui media sosial (Medsos).
Hal itu dikatakan Sekretaris Umum (Sekum) Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah) Abdul Mu'ti saat menjadi narasumber tabliq akbar yang digelar di Gedung Ukhuwah Islamiyah, Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).
Kata Abdul Mu'ti, teknologi informasi semestinya digunakan untuk hal-hal yang mengandung berkah dan bukan amarah.
Sebab, hal tersebut sesuai dan sejalan dengan misi Muhammadiyah, yaotu menegakkan kesalehan digital.
"Untuk itu jangan sampai nanti banyak berseliweran di group-group whatsapp menjelekkan orang lain. Jangan sampai nanti ada yang namanya ghibah digital. Ghibah digital itu tidak boleh," tandas Abdul Mu'ti sebagaimana inforadar.id kutip dari laman muhammadiyah.or.id.
Meski sama-sama akhlak yang buruk, ghibah digital boleh jadi dosanya berkali-kali lipat dibanding ghibah konvensional. Menurutnya, ghibah konvensional dilakukan dalam skala kecil dan terbatas.
Sementara ghibah digital memiliki audensi yang lebih luas dan tersimpan dalam data-data. Karena tatkala mengirimkan kejelekan seseorang ke sati group dan satu group itu anggotanya 250, berarti dia menjelek-jelekkan seseorang kepada 250 orang.
Perbiatan ini akan terus berlipat seperti virus jika dari 250 orang itu membagikan konten ghibah ke group lainnya yang berbeda.
Abdul Mu'ti kemudian mengajak warga Muhammadiyah agar menjauhi segala macam perbuatan ghibah karena hal itu bertentangan dengan akhlak yang baik.
Di musim permusyawaratan Muhammadiyah di berbagai wilayah dan daerah, aktivitas ghibah sebaiknya dihilangkan agar menghasilkan keputusan yang maslahat bagi orang banyak.
Menurut Abdul Mu'ti, dosa ghibah digital jauh lebih besar daripada ghibah konvensional. "Karena itu kita usahakan warga persyarikatan bersih dari intrik dan ghibah digital. Kalo itu kita laksanakan, insyaallah kita akan memilih pemimpin yang terbaik," katanya.
Sebagaimana diketahui, saat ini warga persyarikatan sedang melakukan perhelatan permusyawaratan untuk memilih pemimpin dan program warga persyarikatan ke depan.
Agar menghasilkan pemimpin yang baik, Abdul Mu'ti meminta warga persyarikatan menghindari ghibah digital.