SERANG, INFORADAR.ID --- Membicarakan soal trotoar, sebenarnya sudah jelas fungsi dan aturannya. Tapi, kita semua tahu bahwa di sebagian besar kota-kota, banyak trotoar yang beralih fungsi.
Sehingga kondisi trotoar tak lagi nyaman untuk pejalan kaki. Itu karena banyak trotoar yang beralih fungsi menjadi tempat pedagang kaki lima, parkir kendaraan bahkan untuk melintas motor di saat-saat tertentu.
"Trotoar itu diutamakan untuk pejalan kaki loh. Bukan lahan untuk berjualan. Mengabaikan hak pejalan kaki dengan berjualan atau mengendarai sepeda motor di trotoar bisa membahayakan keselamatan," demikian pesan Kementerian Perhubungan, di laman FB-nya yang dikutip inforadar.id Minggu, 28 Agustus 2022.
Selain berbahaya untuk keselamatan pejalan kaki, tindakan tersebut juga melanggar aturan hukum yang berlaku.
Jadi, untuk pengendara sepeda motor yang suka naik trotoar saat macet pahami aturannya ya. Supaya pejalan kaki merasakan aman, nyaman dan selamat.
Sebenarnya banyak peraturan perundangan yang menjamin adanya ketertiban dan keamanan pengguna jalan. Tetapi hal tersebut tidak mudah untuk diimplementasikan. Kalau hal ini tidak segera ditangani, permasalahan akan semakin meluas karena pejalan kaki sudah merasa tidak aman saat melintas di trotoar.
Bagaimana trotoar di Kota Serang? Setidaknya dalam 3 - 4 tahun belakangan ini, trotoar di jalan-jalan utama sudah dibenahi, dirapikan dan dipasang keramik. Di setiap ujung satu fldengan lainnya dipasang fortal agar motor tak bisa melintas. Tak ketinggalan juga dipasang bangku-bangku atau tempat duduk.
Tapi, dari pengamatan inforadar.id tidak banyak masyarakat yang menggunakan trotoar. Ini mungkin saja sejalan dengan penelitian yang dirilis beberapa bulan silam, bahwa masyarakat Indonesia paling malas berjalan kaki.
Tapi, bisa dipahami kenapa begitu. Pertama, karena suhu udara di Indonesia cukup panas. Sehingga kalau berjalan kaki, pasti keringatan dan di kantor atau tempat kerja lainnya tidak nyaman. Maka, banyak masyarakat kita yang lebih memilih berangkat kerja menggunakan kendaraan. Selain itu, saat ini angkutan umum makin jarang, karena tiadanya penumpang. Ini menyebabkan orang enggan menggunakan kendaraan umum, karena khawatir kesiangan sampai di tempat kerja.
Penulis/Editor: M Widodo